Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mur Baut

9 April 2021   15:54 Diperbarui: 9 April 2021   16:03 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mur baut dokpri Eko irawan

Bagai mur baut. Itu cinta diantara kita. Saling dukung. Saling menguatkan. Saling melengkapi. Memberi nyaman. Satu dengan yang lain.

Alangkah indahnya. Jika kau cinta kekuranganku. Kau terima aku apa adanya. Tanda cinta, tanpa mempersoalkan. Tanpa mempermasalahkan. Aku apa. Aku siapa. Karena cinta itu tanpa alasan. Tanpa paksaan.

Hidup terlalu mahal untuk diisi konflik. Pertengkaran. Debat kusir. Menang menangan. Tiada guna. Tiada manfaat. Buang waktu. Buang umur. Memperumit hidup, yang sudah pahit.

Jika cinta bicara. Seperti mur baut. Memperkuat ikatan. Tanpa keluh kesah. Susah senang hati nyaman. Tak jadi soal. Tak jadi masalah. Semua jadi indah.

Kecocokan hati. Itulah kunci. Sinergi nada nada, alunan indah. Tapi perbedaan membunuh cinta. Perlahan. Apalagi ada perampok cinta. Yang membajak hatimu. Indah kau rasa, sengsara di aku yang membela. 

Jadilah noda yang kau bela, pembenaran sendiri untuk Galang semua manusia. Untuk mencari salahku, benarpun salah. Agar yang benar kena karma, tapi setingan balas dendam. Itukah cintamu?

Kau ingin bahagia. Tapi ketulusanku dirampok bajingan yang kau bela. Waraskah dirimu? Mur baut yang sudah usang. Tak cocok dipaksa cocok, untuk tujuan rahasia. Bisikannya. Drama apa lagi yang akan kau dustakan.

Tak senada, akhiri saja. Cinta tak memaksa. Tak butuh aku, tak perlu drama. Aku hanya jalani tugas tanggung jawabku. Aku ada disini bukan mempertahankan kemunafikan ini. 

Jujur, dia bangsat keparat. Selamat berbahagia dengannya. Aku ikhlaskan dirimu, tapi jangan ganggu aku. Cukup sudah kau lukai ketulusan cintaku, padamu. Aku tak akan pernah kembali. Selamat jalan.

Malang, 9 April 2021

Oleh Eko Irawan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun