Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bayangan yang Lelah

23 Maret 2021   15:27 Diperbarui: 23 Maret 2021   15:57 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Eko Irawan bayangan yang lelah

Aku masih disini. Belum pergi. Semua kulakukan untukmu. Tanpa menuntut. Tanpa meminta. Untuk sabar yang tak bertepi.

Tak ada keluh kesah. Hanya diam, menunggu.  Walau ini tak pasti. Tak dipedulikan. Hanya bayang yang tak dibutuhkan.  Tapi aku setia untuk bukti yang kau tuntut.

Dapat apa. Untuk apa. Untuk skenario besar. Untuk akhir, saat aku akan terusir. Dari hidupku sendiri. Biarlah semua buta. Tak melihat. Menilai aku sebagai orang bodoh. Tak tegas. Tak teges. Tapi Tuhan tahu tulusku.

Saat kebenaran ditukar ego. Tak mau disalahkan. Agar semua bejat dibela. Saat ranjang laknat jadi saksi. Yang diingkari dan menuduh aku sebagai asap penyebab api. Enak nikmatmu dalam gelimang dosa, dan aku yang tertuduh. Adilkah? Sudah benarkah?

Semua kebenaran sudah dipelintir. Agar semua manusia, mendukungmu. Dan menuduh aku. Orang yang membela kehormatan mu. Tapi aku yang harus disalahkan. Harus kena karma, settingan manusia. Siapa dalangnya? 

Bayangan yang lelah. Hadapi konspirasi gila. Yang benar, harus menanggung derita. Tapi bukan aku, karena Dia kau bela sebagai dewa. sudahlah, dusta apa lagi sekarang? Belum puas kah? Toh dirimu sendiri yang rugi. Karena keadilan akan ditegakkan. Aku tak takut.

Nikmatilah melihat aku sengsara. Jika itu membuat arjunamu mulia. Kau sudah bela bajingan laknat. Yang menodai keringat lelahku. Tertawalah untuk kemuliaan sang perampok.  Yang merusak ini semua. Terus bela. Galang semua manusia, agar perbuatanmu diridhoi manusia. Tapi Gusti Allah mboten sare. Dusta apa lagi yang akan kau ceritakan? 

Aku pasrahkan. Untuk keadilan. Bukti akan bicara. Bayangan yang lelah. Akan segera pergi.  Dan sesalmu kelak bukan urusanku.

Malang, 23 Maret 2021

Oleh Eko Irawan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun