Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Belajar Sejarah Menggunakan Metode Reenactor

22 Desember 2020   07:00 Diperbarui: 22 Desember 2020   11:07 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dokpri Reenactor Ngalam, impresi perang kemerdekaan http://Reenactor Ngalam.com

Belum pernah tahu ya, ada metode pembelajaran bernama Reenactor dalam dunia pendidikan sejarah? Materi ini pernah saya sampaikan dalam seminar nasional hari ulang tahun sejarah di UGM Jogjakarta tahun 2018 lalu. Hingga hari ini, metode ini belum masuk ke dalam kurikulum pendidikan sejarah di Indonesia. Sebagai inovasi baru, memang  perlu sosialisasi, salah satunya saya tulis melalui Kompasiana. Berikut ulasan metode Reenactor untuk pendidikan sejarah era perang kemerdekaan.

Metode Historical Reenactment 

Metode ini di malang mulai dikembangkan oleh komunitas Reenactor Ngalam sejak 2007. Tidak hanya di malang, komunitas bergenre ini juga berkembang pesat di beberapa kota di Indonesia, antara lain Jakarta, Bandung, Semarang, jogjakarta dan surabaya. 

Metode dasarnya adalah membuat Sosio drama sejarah berwujud drama teatrikal. Event Reenactor yang bisa disaksikan adalah parade juang Surabaya dan peringatan serangan umum jogjakarta. Kegiatan ini bisa diakses via YouTube dengan tag nama acara tersebut. Acara ini disupport Reenactor dari seluruh Indonesia yang kemudian disebut Reenactor Indonesia.

Dandan Ala Pejuang berdasar Fakta sejarah 

Reenactor dalam drama teatrikal tersebut memakai seragam militer sesuai kajian dimana peristiwa tersebut terjadi. Dalam setiap kegiatan, Reenactor menggunakan studi literasi sejarah. Tidak sembarang dandan pejuang, tapi juga menyesuaikan diri dari semua pernik yang digunakannya. Salah satu keahlian Reenactor adalah membuat replika senjata era 1945-1949. Senjata replika ini mendukung penampilan total saat drama teatrikal. 

Di malang, koleksi senjata replika ini akhirnya dijadikan museum Reenactor Ngalam. Banyak siswa dan mahasiswa yang belajar sejarah melalui media museum ini. Salah satu unggulannya adalah film indie karya Reenactor Ngalam sendiri yang akan diputar sebagai media pembelajaran di museum Reenactor. 

Museum ini juga dilengkapi perpustakaan khusus sejarah. Tujuan belajar dimuseum ini adalah memperkenalkan metode historical Reenactment kepada para siswa, dengan melihat film karya indie tersebut, khususnya peristiwa perang kemerdekaan di malang raya. Semoga diwaktu mendatang, ada pihak pihak yang bersedia mensupport metode ini hingga diadopsi pendidikan sejarah dan disampaikan melalui metode pendidikan di sekolah.

Banyak artikel lain tentang Reenactor bisa dibrowsing di Kompasiana, Monggo yang berkenal belajar lebih jauh tentang metode ini.

Selamat mengeksplore, semoga menginspirasi 

Malang, 22 Desember 2020

Oleh Eko Irawan, Pegiat Sejarah dari Reenactor Ngalam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun