Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dilema Siput Affairs

6 Desember 2020   23:49 Diperbarui: 6 Desember 2020   23:58 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri foto Eko Irawan : siput mungil

Merambat dari daun ke daun. Lambat. Berat. Tapi harus dijalani. Tak kuasa jauh untuk pergi. karena ini garis takdir Illahi.

Aku bukan siput. Tapi hidupku seperti siput. Beruntung siput masih punya istana. Yang dibawanya kemana mana. 

Tapi aku tidak. Kemana mana membawa hutang. Ditagih saat belum mampu bayar. Dihina. Direndahkan. Kehilangan kepercayaan. 

Hutang jadi solusi. Kerja keras seperti tiada arti. Jadinya tiap hari mencari. Untuk bertahan hidup sehari hari. Mencari sana sini. Akhirnya utang lagi.

Omongku jadi tipu tipu. Hutang sana bayar situ. Terus dan terus hingga lesu. Akhirnya bikin malu. 

Aku jenuh dan lunglai. Akhirnya merambat kepantai. Rekreasi dengan santai. Berusaha melepas pikiran ruwet hancur terburai.

Namun pergiku dipertanyakan. Seolah foya foya pamer kesenangan. Lari lupa hutangan. Rekreasi dipertanyakan.

Aku bukan siput. Tapi aku siput. Memboyong beban nan maut. Dijanji jangan merusut. Tak mampu seakan kena catut.

Sakit. Iya. Berat, iya. Tapi aku butuh hidup. Aku bisa puasa, tapi anakku? Mereka tumbuh kelaparan. Makan hanya angan angan. Tak peduli masa pertumbuhan.  Ketika lapar, bilang nunggu hutangan. Akhirnya tidur kelelahan. Menunggu belas kasihan.

Aku telah jatuh. Aku sudah lelah ditanya kenapa. Apa sebabnya. Aku butuh solusi. Pertolongan. Aku sudah bosan jadi tontonan. Aku nangis kesulitan, kok ditertawakan. Rekreasi pun dipertanyakan. Seolah aku pelarian. Tak tanggung jawab. Layak dihina, padahal butuh didoakan. 

Siapa seneng jadi siput. Nanggung hutang. Hutang sedikit kurang. Hutang banyak, kesulitan bayar. Tidak hutang butuh. 

Ya Allah tolonglah Hamba. Beri Jalan agar hamba tak terhina. Rekreasi hamba dijadikan tanya. Seolah foya foya. Akhirnya tak dipercaya. Apakah ini takdir hamba. 

Aku sudah menyerah. Bosan dengan kalah. Kecil, terhina dan lelah. Tak dianggap seolah sampah.

Malang, 6 Desember 2020 oleh Eko Irawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun