Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

My Honor Journey, Kenapa Harus Takut Hantu?

12 September 2019   10:37 Diperbarui: 12 September 2019   12:57 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ketakutan akan hantu bisa terjadi karena suatu kondisi yang berbeda beda penyebab asal muasalnya dan berbeda pula efek yang dialaminya. Sejak kita balita, banyak orang tua menakut nakuti kita agar tidak nakal dengan ketakutan akan hantu. Cerita masyarakat tentang hantu juga banyak beredar disekitar kita. 

Pengalaman pribadi juga membentuk pengalaman akan suatu ketakutan tertentu. Ketakutan akan hantu sangat kompleks, sehingga perlu penanganan khusus. 

Jika ke Kyai, dikenal metode Ru'yah, namun jika ke dokter akan diterapi secara psikologi melalui beberapa metode sugesti dan cara ilmiah lainnya.

Cerita hantu itu

Soal cerita hantu, banyak yang menyebutnya hoax. Namun bagaimana dengan orang yang memang punya kemampuan khusus Anugerah dari Yang Kuasa? Apakah fenomena yang dia alami hanya sebagai halusinasi. 

Pengalaman melihat hantu bersifat sangat pribadi. Orang yang bercerita di depan umum tentang pengalamannya itu semata mata hanya berbagi pengalaman. 

Terlepas motivasinya apa, yang jelas masalah ini hanya sekedar hiburan belaka. Hikmah dari fenomena ini adalah kita tidak perlu takut dengan hantu, anggap itu sekedar hiburan semata jangan dimasukan hati apalagi diingat ingat. 

Hantu ada atau tidak terserah persepsi setiap individu. Dalam Islam dijelaskan tentang keberadaan Bangsa Jin yang memang hidup secara tidak kasat mata dan ada disekitar kita. Soal ini akan saya bahas di artikel selanjutnya. 

Bagaimana dengan anda? Semoga Artikel ini menginspirasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun