Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menelusuri Lapak Buku Kota Malang, Dari Wilis ke Velodrom

17 Mei 2019   15:04 Diperbarui: 17 Mei 2019   21:36 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Kota Malang adalah kota pendidikan. Kampus Negeri dan swasta berdiri megah di Kota ini. Ribuan mahasiswa kost dan tinggal di kota yang berhawa sejuk ini. Sebagai mahasiswa, tentunya kehadiran toko buku sangat dibutuhkan. 

Lapak buku Jalan Wilis dan Lapak buku sekitar Velodrom di Kota Malang adalah surga buku yang layak dijadikan wisata Buku. Bagaimanakah kondisinya? Mari kita bahas bersama dalam artikel ini.

SELAMAT HARI BUKU NASIONAL

Hari Buku Nasional diperingati setiap tanggal 17 Mei. Tanggal 17 Mei dipilih karena disamakan dengan hari didirikannya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia pada tahun 1980 silam. Momen Hari Buku Nasional diharapkan bisa sebagai pemacu agar minat baca masyarakat Indonesia meningkat.

Data dari kajian Most Littered Nation in the World pada 2016 menempatkan negara Indonesia berada di peringkat 60 dari 61 negara, satu peringkat di atas dari Botswana. 

UNESCO pada 2012 mengkalkulasi bahwa angka minat baca Indonesia hanya 0,001 persen. Ini artinya dari 1000 orang hanya 1 orang saja yang rajin membaca. 

Kondisi tersebut menandakan minat membaca di Indonesia masih sangat rendah. Budaya membaca hanya dilakukan semasa sekolah atau kuliah, artinya budaya membaca baru dilakukan atas suruhan orang lain bukan inisiatif pribadi.

Selepas lulus dari dunia pendidikan, tradisi membaca ditinggalkan oleh beberapa orang. Padahal dengan membaca, wawasan kita terhadap ilmu pengetahuan akan terbuka. Keengganan membaca dapat dilihat dari ketidaktarikan dalam membeli buku untuk memperkaya literasi. Hal ini juga penyebab rendahnya keminatan untuk menulis.

Gaung Peringatan Hari Buku Nasional juga kurang terasa dan hanya menyentuh pada segmen yang terbatas. Padahal dengan peringatan ini, diharapkan minat membaca dan menulis bisa ditumbuhkan. Kesadaran untuk membaca dan menulis harus dibudayakan, terutama untuk materi lokal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun