Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Wisata Kampung untuk Generasi Milenial

1 Februari 2019   10:19 Diperbarui: 1 Februari 2019   10:44 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri-jelajah kampung 2017

Untuk Sektor wisatawan domestik, para muda Generasi Milenial sangat mendominasi.  Bentuk wisata apapun, asal masuk minat generasi milenial pasti banyak dikunjungi. Banyak tempat wisata Kampung tidak bisa membaca peluang yang menjaring minat generasi milenial. Artikel berikut mencoba membahas potensi kampung dan rendahnya kunjungan generasi milenial ke wisata kampung

Potensi, Kemampuan Masyarakat dan Kepedulian Stakeholder terkait
Tiap Kampung, punya potensi yang bisa diangkat untuk menjadi destinasi wisata berbasis kampung. Potensi ini ada dan real dimasyarakat, dan sangat disayangkan jika potensi ini tidak diangkat menjadi destinasi wisata. Toh hasil dari pertumbuhan wisata ini akan kembali kepada masyarakat juga.

Kemauan masyarakat untuk mengangkat potensi ini, layak diapresiasi. ditengah masyarakat perkotaan yang sangat sibuk, dimana individualisme mulai menggejala, keberadaan penggagas kampung layak diacungi jempol. Mereka ini relawan yang tidak dibayar yang dengan suka rela menata kampungnya masing masing.

Kemampuan masyarakat ini bersifat swadaya dan kesadaran mereka menjadikan kampungnya sendiri menjadi punya daya tarik. Di kampung, tidak semua warganya pro atau mendukung. Pro kontra dimasyarakat adalah hal biasa, karena setiap perubahan dan itu sifatnya mengawali pasti butuh perjuangan.

Tanya dulu mereka dengan baik baik, punya visi dan misi apa dikampungnya. Yang ada, saat mengawali perjuangan, mereka ini  tidak didukung, bahkan dilihatpun saja tidak. Jika perlu mereka ini dimusuhi, dicibir, dianggap gila dan kurang kerjaan. Bahkan ada yang dianggap mengganggu. Apalagi jika apa yang diperjuangkan ini belum membuahkan hasil. Dicibir dan dimarjinalisasi dikampungnya sendiri. Namun jika sudah menampakan hasil, akan banyak yang klaim sebagai turut berjasa. akan banyak pahlawan kesiangan yang akan mengaku aku. 

Pertumbuhan kesadaran wisata ini harus juga dibina stage holder terkait. Minimal mereka harus melihat, memberi masukan, membina, mempromosikan dan membantu secara finansial untuk eksistensi dan pengembangannya. Jika stake holder terkait tidak peduli, bisa jadi kegiatan ini dibubarkan karena dianggap grusuhi kota.

Misal, Kok ada lapak lapak PKL, pengunjung melimpah, jalanan macet. Jika tidak ada komunikasi, acara semacam ini akan didatangi aparat.Sinergikan Potensi, Kemampuan masyarakat dan stageholder terkait. Tanpa kerjasama, akan sulit dikembangkan dimasa masa selanjutnya.

Spot Foto Menarik, Kuliner unik, murah halal dan Tidak Mahal
Satu hal yang akan menarik minat kunjungan adalah potensi yang akan dikelola. Bisa penghijauan Kampung. Bisa penataan kampung yang bersih. Bisa Warna warni Kampung dan lukisan tridinya. Bisa juga romantisme sejarahnya. Semua bisa diangkat, dikelola dan dikembangkan.

Segmen pengunjung juga harus diperhatikan pengelola. Siapakah kelak yang akan emngunjungi destinasi Kampung wisata ini. Jika bisa menggaet minat generasi milenial, niscaya kampung akan unggul. Berikut hal hal yang tidak dipikirkan penyelenggara kampung wisata namun disukai anak anak milenial

1. Spot foto unik dan menarik dan bersifat tidak ada di tempat lain. Anak milenial senang foto untuk update status di media sosial. Tidak adanya spot foto, dijamin tidak akan ada generasi milenial yang mampir.

2. Kuliner Milenial juga harus menjadi pengamatan. buat spot kuliner yang unik dan layak diunggah. spot kuliner ini biasanya tidak dipikirkan dengan masak oleh penyelenggara wisata kampung. Kuliner sehat, unik, murah dan halal adalah yang dicari wisatawan milenial.

3. Pikirkan spot free wifi. Keberadaan fasilitas ini akan banyak membantu menarik minat pengunjung

4. Tidak Mahal. inilah kuncinya. jika tiap spot kudu bayar. duduk dilokasi kuliner lama dikit,  kudu bayar. Parkir bayar. Foto bayar. Maka destinasi seperti ini akan dijauhi anak anak milenial. Kesempatan mengelola kampung jangan dijadikan kesempatan mengeruk uang tapi hanya sesaat. Yang dibutuhkan adalah eksistensi kampung agar tetap memberi penghidupan pada warga sekitar dalam waktu yang lama.

5. Keamanan dijamin. ini perlu karena kasus copet, pencurian dan tindak kriminal akan dijauhi wisatawan.

6.Angkutan nyaman menuju lokasi. Jika terjangkau, dan walau mahal dikit tapi masuk akal masih tetap menarik untuk dikunjungi

7. Kebersihan lingkungan, pengelolaan sampah dan keindahan rumah penduduk. Misal soal jemuran di rumah warga, tempat sampah warga dan lokasi pembuangan sampah, adalah hal hal yang harus dikelola dengan baik.

Demikian artikel ini semoga bermanfaat dan menginspirasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun