Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Haus Buku dan Pengembaraan Literasi Sejarah, Hobi Menarikah?

10 Desember 2018   13:40 Diperbarui: 10 Desember 2018   13:41 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri-Kembara sejarah


Menyambut Peringatan Hari Sejarah Nasional, 14 Desember, berikut artikel tentang arti Penting buku bagi para Reenactor sebagai sarana penggembaraan dalam literasi sejarah. Seperti apakah kegiatan ini? Mari Kita telusuri, agar metode Pembelajaran ala Reenactor lebih dikenal. Semoga Menginspirasi

Mengenalkan Kembali Reenactor Sebagai Metode Pendidikan Kesejarahan

Konsep dan metode Reenactor ternyata belum dikenal luas. Dalam Rangka Seminar Sejarah Nasional Pada Tanggal, 3-4 Desember 2018 di Kampus UGM Jogjakarta, dimana Wakil dari Reenactor Ngalam diundang sebagai Pemateri, ternyata berbagai Kalangan masih merasa asing dengan Istilah Reenactor. 

Tak Kenal maka Tak sayang, maka tanggapan pertama dari para pemerhati adalah, "dikampungku, khususnya Jogjakarta, Orang berkostum Kayak Jenengan sangat banyak. Mereka keliling Kota dengan Onthelnya." demikian Pendapat sebagian besar sesama pemateri dalam seminar tersebut mengapresiasi Reenactor sama dengan Onthel. Jadi Yang ditanyakan terlebih dahulu mana sepeda kunonya, Bukan visi misi apa yang telah dilakukan Reenactor dalam dunia Kependidikan Kesejarahan di Indonesia.

Reenactor bukan kelompok Onthelis. Juga bukan kelompok Cosplay. Dilapangan ada banyak genre hobby yang mirip mirip, hampir sama tapi  berbeda secara prinsip. Pembahasan tentang Genre Hobby seputar hal ini bisa dibaca Klik disini. Reenactor sendiri sebenarnya adalah metode Pembelajaran Sejarah dengan cara reka Ulang. Bagaimana mekanismenya, klik link disini. Jika belum Paham Juga tentang dunia Reenactor, bisa klik link berikut, disini. 

Kami sudah menulis banyak artikel tentang dunia Reenactor dan mudah mudahan semakin banyak pemahaman dan mengenal metode ini. Sebagai pecinta sejarah dan ingin membangun nuansa romantisme sejarah dalam setiap kegiatannya, Reenactor lebih pada sistem / metode pembelajaran  dari sumber otentik.

 Apa yang dilakukan, dipakai dan digunakan para reenactor berusaha mendekati otentik sesuai yang tercatat dalam sejarah. Reenactor terlebih dahulu melakukan riset, Penelitian dan diskusi Intensif, Jadi dalam setiap aktifitas tidak asal pakai atau Ngawur. Dalam Kelompok Onthelis, Hanya romantisme sejarah yang dibawa sehingga yang digunakan aturan komunitasnya  sendiri dan itu sah berdasar aturan komunitas mereka sendiri. 

 Contoh seorang Onthelis bisa memakai wing penuh seluruh bidang dada, tidak peduli itu brevet atau wing tahun berapa, kesatuan apa, baru atau lama dan mereka mengklaim ini model pejuang. Padahal tidak ada bukti sejarah otentik yang terbukti secara valid, seorang pejuang memakai brevet sepenuh dada. 

Dan sangat tidak elegan, jika ngaku pejuang 1945-1949 ternyata memakai brevet keluaran tahun 1960/1970an. Reenactor lebih mengutamakan unsur pendidikan sejarah yang benar dan otentik,  sehingga apa yang disampaikan diupayakan dan diusahakan mendekati otentik. Sementara Onthelis dan cosplay hanya melakukan kegiatan romantisme. 

Yang Penting senang senang untuk kalangan mereka sendiri dan mengesampingkan unsur pesan pendidikan otentik secara benar. Terbukti, Kemunculan Reenactor di Indonesia, disambut sebagai onthelis, padahal tidak membawa sepeda onthel, tapi masih disebut onthelis juga. Walaupun banyak hal yang perlu diluruskan karena tidak sesuai bukti valid sejarah, Reenactor tetap disamakan dengan onthelis.

Pemahaman seperti ini belum dipahami khalayak umum, terutama akademisi. Hadirnya Kami dalam Forum Nasional di UGM ini adalah upaya memperkenalkan Reenactor agar didudukan pada tempatnya. Reenactor sudah mengembangkan diri menjadi Peneliti, Penulis dan Sejarawan Independen, bahkan untuk Reenactor Ngalam sudah mengembangkan Musium dan media baru Pembelajaran berupa film. Tidak sekedar Jalan Jalan Keliling Kota menikmati Romantisme sejarah, Reenactor sudah bertransformasi mengembangkan diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun