Tidak Pernah terbayangkan jika gabung di Komunitas Reenactor Ngalam, tiba tiba mendadak jadi Guru sejarah. Lho Kok Bisa? Ini terjadi setelah Komunitas Reenactor Ngalam mengembangkan diri menjadi Musium Reenactor Ngalam. From zero to Hero. Sebuah perjuangan memberikan sumbangsih pada Pendidikan Kesejarahan di Indonesia. Walau belum seberapa berarti, namun sumbangsih ini masih lebih baik dari pada pengkritik yang hanya Pintar Omong, tapi ngedabrus ( Jw- Omong doang tanpa bukti). Ngaku Hero tapi zero karyanya.
Guru Dadakan
Mengajar adalah sebuah ilmu dan ketrampilan yang tidak dimiliki semua orang. Kemampuan mengajar diberikan saat kuliah diberikan di jurusan Keguruan. Ada semacam sertifikasi Khusus hingga menempuh gelar Sarjana Pendidikan. Kemampuan Mengajar tidak sama dengan kemampuan berbicara biasa antar teman. Mengajar adalah upaya menyampaikan pesan pendidikan kepada peserta didik.
Jika tiba tiba kita diminta mengajar? Pasti ada Istilah "Goblok Mendadak" ketika harus tampil di depan audience para siswa. Inilah tantangan para reenactor saat banyak siswa mulai datang ke musium dan minta diberi materi pelajaran Sejarah. Pengalaman ini merupakan tantangan bagi setiap anggota Reenactor Ngalam untuk bisa menjelaskan materi sejarah yang ditanyakan para siswa. Apalagi siswa siswa SD. Mereka akan membandingkan Informasi yang mereka tanya bersumber dari si Mbah. Yaitu si Mbah Google.
Sebagai guru dadakan jelas gelabakan ditanya demikian gencar. Namun ini semua memberikan makna bahwa sebagai guru dadakan, harus menguasai materi kesejarahan yang ditanyakan para siswa, ibaratnya, Â harus rajin belajar dan berlatih menjadi guru. Inilah motivasi ke dalam komunitas, Â agar belajar menjadi kegiatan para Reenactor. Karena output belajar adalah kemampuan mengajar, maka diperlukan latihan juga. Inilah tantangan komunitas yang mulai membangun transformasi agar berkembang di masa masa selanjutnya.
Selamat Hari Guru
25 November di Peringati sebagai Hari Guru. Selamat Kepada Para Guru, ternyata setelah merasakan menjadi guru dadakan, Kami jadi salut pada para guru. Menyampaikan sebuah pengetahuan di depan kelas ternyata gampang gampang sulit. Terima Kasih Pada Para guru Kami, apapun style beliau mengajar, ternyata itu refleksi diri sang guru menyesuaikan diri dengan tingkah polah para siswa.
Di masa lalu, Pendidikan sejarah sangat tidak disukai para siswa. Gurunya Kiler. Kalau tidak Hafal, di setrap. Pada Masa setelahnya guru sejarah mulai menyampaikan materi dengan cara yang lebih soft. Lebih menarik, Karena minat belajar mulai ditumbuhkan pada para siswa. Yaitu metode siswa aktif. Lebih menarik lagi jika siswa diajak ke sesi sebuah reka Ulang. Inilah sistem yang sedang Kami kembangkan melalui metode Reenactor.
Mudah mudahan Kedepan, sistem pembelajaran cara Reenactor punya tempat di dunia Pendidikan kita di Indonesia.Â
Selamat Hari Guru