Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Seni Peran dalam Teatrikal Reenactor

6 Juni 2018   12:49 Diperbarui: 6 Juni 2018   12:53 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sama halnya seperti unsur tubuh yang telah dijelaskan di atas, soerang actor yang membawakan peran seorang tokoh dalam cerita harus memiliki suara yang prima. Suara yang bagus bukanlah hal yang menjadi patokan, melainkan suara yang mampu diolah kedalam berbagai intonasi sehingga peran yang dibawakan benar-benar hidup. Karena tokoh berbicara dengan emosi dan perasaan, maka seorang aktor juga harus mampu menyalurkan isi perasaannya ke dalam suara yang ia keluarkan. Misal pengucapan pekik merdeka yang penuh semangat dan lantang. Tapi untuk kegiatan drama teatrikal di Lapangan unsur suara jarang digunakan karena dilapangan menggambarkan drama peperangan.

5. Unsur Penghayatan

Penghayatan atau mimik wajah sudah tidak asing lagi tentunya. Penjiwaan haruslah dilakukan secara total oleh soerang aktor. Unsur penghayatan dalam seni peran memperoleh perhatian khusus, sebab setiap pemeran dalam mebawakan pemeranannya akan terasa berbeda. Sekalipun berasal penokohan yang sama dari naskah yang sama. Hal tersebut sangat tergantung pada upaya actor dalam menjiwai perannya.

Untuk beracting dengan penghayatan yang makasimal, seseorang harus berlatih secara terus menerus, membaca naskah dan melakukan observasi di kehidupan nyata sehingga benar-benar dapat menjiwai perannya. Unsur penghayatan ini bisa dibilang menjadi sarana komunikasi antara perasaan dari karakter yang dibawakan oleh aktor kepada para penonton. Disinilah para aktor harus mengetahui Seni Komunikasi yang efektif  agar penjiwaan dan penghayatan mereka sampai pada penonton.

6. Unsur Ruang

Berbicara mengenai ruang, biasanya kita akan berpikir tentang tempat atau area atau wilayah yang digunakan aktor untuk bermain peran dan melakukan bermacam-macam gerak serta perpindahan (movement). 

Unsur ruang yang dimaksudkan disini adalah ruang yang dicipatakan pemeran dalam mengolah posisi tubuh dengan jarak retangan tangan dengan anggota badannya. Unsur ruang yang diciptakan atau dibangun oleh para aktor biasanya turut membawakan gerak untuk mengekpresikan karakter melalui gerak tubuh sehingga tidak repetitif dan membosankan. Hal ini untuk ruang indoor dan berlaku pula saat membangun drama teatrikal di lingkup outdoor. Walaupun untuk lingkup parade di keramaian sangat sulit karena berada di lingkungan sekarang.

7. Unsur Kostum

Kostum merupakan segala perlengkapan yang dikenakan, menempel, melekat, mendandani untuk memperindah tubuh pemeran dan memvisualisasikan karakter dari tokoh yang dibawakannya. Busana, aksesoris merupakan hal-hal yang digunakan untuk memperkuat watak tokoh. Reenactor sangat memperhatikan dengan detail soal kostum ini. contoh saat impresiaan WW2 dengan Tema Tannenberg Line 1944 dengan hasil foto sebagai berikut

dok.pribadi
dok.pribadi
costum yang digunakan untuk impresi seperti ini harus otentik sesuai dengan sejarah, agar didapat rasa dari reka ulang yang dimaksud.

8. Unsur Property

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun