Dalam format kompetisi seperti Piala AFF, tiap pertandingan bisa sama pentingnya. Lolos dari penyisihan grup bisa ditentukan selisih gol atau pertemuan head to head. Tiap tim mestinya bermain maksimal tiap laga.
Hal-hal demikian bisa terjadi jika paling tidak kualitas 3 tim dari satu grup cukup merata. Dalam kondisi demikian, ada kemungkinan tim saling mengalahkan atau bermain seri. Pilihannya, tim paling lemah akan menjadi lumbung gol!
Berkaca pada hal itu, Timnas Indonesia di Grup B Piala AFF 2020, bisa saja menghadapi kondisi yang sama. Penentuan Tim yang lolos ditentukan oleh perolehan gol. Vietnam, Indonesia dan Malasya secara kualitas cenderung sama.
Indonesia versus Kamboja hari ini!
Pertemuan dengan Kamboja bisa  jadi laga penentu. Vietnam bisa jadi akan memenangkan semua pertandingan. Pertemuan Indonesia melawan Malasya bisa akan menjadi partai hidup mati, bisa akan berakhir imbang. Bisa juga, ketiga tim akan bermain imbang.
Jika skenario itu berjalan. Dua partai pembuka Indonesia sama mahalnya dengan melawan Vietnam dan Malasya. Indonesia harus bermain dengan selisih minimal 3 gol. Untuk membuka peluang lebih besar untuk menang. Itu pun jika Malasya dan Vietnam memenangkan partai sisa tidak lebih dari 3 gol.
Pertemuan Indonesia kemungkinan akan berlangsung terbuka. Ryu Hirose di partai awal sudah menujukkan "pengaruh samurai" di Tim Kamboja. Bermain dari kaki ke kaki dan memaksimalkan posisi sayap. Kamboja tampak mendominasi ketika menghadapi Malasya meskipun kalah!
Kamboja sejati bermasalah di sektor pertahanan. 3 Gol yang diciptakan Malasya berawal dari kecerobohan Kamboja dalam bertahan. Transisi antara menyerang ke bertahan cukup buruk.
Lini tengah Kamboja tidak memiliki pemain tipikal bertahan. Sehingga tidak ada pemain yang memotong serangan balik lawan. Formasi 4-3-3 yang diterap Ryu Hirose memang membuat lubang di pos tengah.