Mohon tunggu...
Eko N Thomas Marbun
Eko N Thomas Marbun Mohon Tunggu... Penulis - I Kerani di Medan Merdeka Utara I

Tertarik pada sepak bola, politik dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Heritage Of Toba: Awal Peradaban Sampai DSP Toba

23 September 2021   12:28 Diperbarui: 23 September 2021   12:29 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berkunjung tidak cukup dengan melihat indah alamnya tetapi mempelajari budayanya (Foto: Koleksi Pribadi) 

Heritage Of Toba: The beginning of Civilization

Sejak awal Tuhan telah menunjukkan kebesaran. Tanah Toba dicipta-Nya dengan goncangan maha dahsyat, semburan lahva panas dan pijar-pijar api. Bahkan menurut para ahli terjadi berkali-kali, kala itu kegelapan pun menutupi dan memusnahkan kehidupan di separuh bumi. Itulah ledakan Super Vulcano Toba!

Sisa dari peristiwa alam itu berupa kawah hasil letusan besar Gunung Toba yang sudah terisi air menjadi danau terbesar di Indonesia yakni Danau (Batak: Tao) Toba. Uniknya, di tengah-tengahnya ada beberapa pulau. Seperti Pulau (Batak: Pulo) Samosir dan Pulau Sibandang. Semakin unik karena di Pulau Samosir sendiri ada Danau Sidihoni dan Danau Aek Natonang.

Danau Toba dan sekitarnya menyimpan banyak kisah. Ada kisah tentang termahsyurnya kemenyan (Batak: Haminjon) yang sudah disebutkan dalam Alkitab dan Talmud. Kemenyan adalah getah atau resin Pohon Kemenyan (Styrax spp) yang diperoleh proses penyadapan. Pekerjaan yang sudah dilakukan nenek moyang orang batak secara turun-temurun di Pesisir Danau Toba (Tapanuli Utara dan Humbang).

Selain kisah tentang termasyurnya kemenyan. Keindahannya diselimuti kisah perang, wabah, kanibalisme, perbudakan (Batak: Hatoban) dan ketertutupan. Orang-orang mengenal Toba sebagai tempatnya kaum bar-bar yang menyeramkan dan menutup diri terhadap dunia luar.

Pola perkampungan orang-orang Toba yang ditutupi/dipagari (parik) bambu yang tinggi menunjukkan bahwa pada masa lalu nenek moyang orang batak selalu dihantui bahaya dari luar yang mengancam.

Kesannya mereka adalah masyarakat yang defensif dari serangan pihak luar. Bukan masyarakat yang offensif dan ekspansif sebagaimana dilakukan masyarakat yang suka memerangi dan memperbudak orang lain.

Trauma masa lalu membuat orang-orang Toba memilih terisolir dari dunia luar, pun demikian dengan Danau Toba tidak terjamah selama ribuan tahun. Dalam peta-peta kuno sampai Abad-19, Danau Toba belum termuat di dalamnya.

Kedatangan Bangsa Eropa dan kristenisasi tidak dapat dipungkiri punya pengaruh besar terhadap terbukanya keterisoliran Orang-Orang Toba. Meskipun pada satu sisi penjajahan menyebabkan penderitaan yang dasyat. Pada sisi yang lain, turut mengenal modernisasi bagi orang toba yang terisolir. Sejak saat itu, Orang-Orang Toba memulai perjalanan dalam dunia modern.

Berjalan-jalan ke Danau Toba sembari melihat keindahan alam sisa letusan Super Vulcano Toba  sembari menikmati cerita-cerita masa lalu. Baik lewat cerita tutur mitos-mitos atau peninggalan berupa benda/artefak dari masa lalu. Heritage Of Toba akan memberikan pengalaman yang mengesankan! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun