Mohon tunggu...
Eka Pranata Putra Zai
Eka Pranata Putra Zai Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sanata Dharma University

write when you are anxious about the world your journey will become history someday

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia: Sejarah, Pesan Perdamaian, dan Kesiapan Negara

2 September 2024   22:24 Diperbarui: 3 September 2024   08:40 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paus Fransiskus melambaikan tangan setelah menghadiri audiensi umum mingguannya di Lapangan Santo Petrus di Vatikan, Rabu (28/8/2024). (Sumber: AP Photo/Andrew Medichini via Kompas.com)

Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma, akan mengunjungi Indonesia dalam kunjungan bersejarah yang diharapkan akan mempererat hubungan antara Vatikan dan Indonesia, serta memperkuat pesan perdamaian dan toleransi di tengah keragaman agama yang ada di tanah air. 

Kunjungan ini tidak hanya menjadi momen penting bagi umat Katolik di Indonesia, tetapi juga bagi seluruh bangsa yang mengedepankan dialog antaragama dan kerukunan dalam kebhinekaan.

Sejarah Hubungan Indonesia dengan Vatikan
Hubungan antara Indonesia dan Vatikan telah berlangsung lama, dimulai sejak Vatikan secara resmi mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1947, dua tahun setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Pengakuan ini menjadi salah satu pengakuan internasional pertama yang diterima oleh Indonesia, menunjukkan dukungan Vatikan terhadap perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Selama bertahun-tahun, hubungan diplomatik antara Indonesia dan Vatikan terus berkembang. Vatikan memandang Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia yang juga dihuni oleh berbagai agama lain, termasuk Katolik. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai contoh penting bagi dialog antaragama yang damai dan konstruktif. Vatikan melalui Paus Paulus VI, Paus Yohanes Paulus II, dan Paus Benediktus XVI, secara konsisten mendorong dialog antaragama dalam berbagai kesempatan.

Paus Yohanes Paulus II pernah melakukan kunjungan resmi ke Indonesia pada tahun 1989. Kunjungan tersebut menjadi tonggak sejarah yang memperkuat hubungan bilateral serta mendorong dialog antaragama di Indonesia. 

Setelah lebih dari tiga dekade, kunjungan Paus Fransiskus akan menjadi kelanjutan dari upaya tersebut dan diharapkan membawa pengaruh positif dalam memajukan dialog dan kerja sama antarumat beragama di Indonesia.

Pesan Paus Fransiskus: Perdamaian dan Toleransi
Paus Fransiskus dikenal sebagai sosok yang memperjuangkan perdamaian, keadilan sosial, dan perlindungan terhadap kaum miskin serta lingkungan. Dalam setiap kunjungan internasionalnya, Paus selalu membawa pesan-pesan yang mengedepankan perdamaian dan toleransi, terutama dalam konteks keragaman agama. Di Indonesia, pesan ini akan sangat relevan mengingat negara ini adalah rumah bagi berbagai etnis, budaya, dan agama yang hidup berdampingan.

Kedatangannya ke Indonesia pada 3-6 September 2024 merupakan bagian dari perjalanan apostolik di kawasan Asia Pasifik. Paus Fransiskus diperkirakan akan menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kedamaian di tengah keragaman yang ada. 

Beliau juga akan berbicara mengenai pentingnya dialog antaragama untuk memerangi ekstremisme dan radikalisme, serta mendorong kerja sama antara umat beragama dalam menghadapi tantangan global seperti kemiskinan, perubahan iklim, dan ketidakadilan sosial. 

Pesan Paus Fransiskus ini akan menjadi cerminan dari komitmen Vatikan untuk terus mendukung upaya-upaya Indonesia dalam memperkuat nilai-nilai Pancasila yang menjunjung tinggi kerukunan dan toleransi antarumat beragama.

Pemerintah Indonesia menyambut baik rencana kedatangan Paus Fransiskus dan telah melakukan berbagai persiapan untuk memastikan kunjungan ini berjalan lancar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun