Mohon tunggu...
Sosbud

Netizen Terkejut Melihatnya, "Berita Macam Apa ini?"

26 Mei 2018   09:12 Diperbarui: 26 Mei 2018   09:22 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepertinya sudah menjadi trend baru penulisan berita dewasa ini, menggunakan subjek yang tidak jelas menjadi sumber berita. Salah satu contoh yang mungkin sering kita dengar "Netizen murka membaca postingan artis anu".

Dulu, pola pembuatan berita biasanya Subjek (seorang tokoh) melakukan Prediket kepada Objek (yang biasanya juga seorang tokoh). Sisi kupasan bisa diambil dari sudut pandang subjek atau objek. Misal berita "Megawati mengkritik kebijakan SBY". Pada berita tersebut bisa diulas dari sisi Megawati dan atau pembelaan dari sisi SBY.

Atau contoh lain Seorang berinisial X membunuh Y di Jakarta. Person X dan Y ini mungkin bukan siapa2, tapi prediket membunuh bisa dikategorikan kejadian luar biasa dan itu akan memiliki bobot berita.

Kembali lagi pada headline diatas, "Netizen murka membaca postingan artis anu".

Pada judul diatas, jelas terlihat bahwa pewarta mengambil sudut berita dari sisi netizen. Netizen ini biasanya pengguna internet random yang mengomentari status seorang publik figur, tokoh, artis atau orang terkenal lainnya. Yang menggelitik saya adalah, saat media mengangkat si "netizen" ini menjadi sudut pandang berita.

Agak aneh menurut saya, orang yang bukan siapa2 dan kegiatan biasa saja (meng-komen postingan) dijadikan berita. Ini seperti obrolan warung kopi oleh random people yang membicarakan kebijakan pemerintah kemudian dibuat berita. Kemudian dikomentari netizen, dan dibuat berita lagi.

Dengan cara ini, bukan tidak mungkin pewarta tersebut akan dapat dengan mudah mengarahkan audience kemana alur akan dimainkan. Yang tidak jarang akan memancing riak kecil dari netizen2 lainnya. "Mass effect".

Alih-alih menggunakan seseorang yang memunyai karya literasi, seorang tokoh, atau seorang berpengaruh lainnya, media lebih menyukai trend baru ini.

Pertama, proses penulisan tidak memerlukan ijin. Tinggal pilih yang sesuai alur kemudian tinggal dijadikan berita.

Kedua, tidak perlu repot2 menyediakan hak jawab. Bila sesuatu buruk menimpa sang netizen, tinggal cuci tangan lalu kabur dibalik tirai UU ITE. Karena semua bukti sudah lengkap, si pelaku menulis di wall dan screenshootnya pun ada. Dan si pewarta tentu akan aman karena beliau hanya menuliskan ulang tulisan netizen tersebut.

Ketiga, akan lebih aneh kalau si-artis proclaim keartisannya sendiri. Misal, "Nia mengaku memiliki lusinan pembantu". Dari judulnya saja sudah terlihat kalau si Nia mengakui pada pewarta kalau dia memiliki lusianan pembantu. Head seperti ini tidak akan ada yang baca. Varian lain yang akan membuat berita lebih menarik misal "Nia mengaku memiliki lusinan pembantu, Netizen menghujatnya habis-habisan". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun