Dalam mimpiku aku bermimpi
Tentang kekasih itu dirimu
Tambatan hati yang telah pergi
Hanya dirimu tak ada lagi
Hanya wajahmu yang terukir di dalam hatiku
Abadi dan takkan pernah terganti
Hanya kaulah cinta dalam hidupku
Meskipun langit t'lah memisahkan cinta kita
Aku kan selalu untukmu
Cintamu akan selalu bersemi di hidupku
Malam-malamku tanpa dirimu
Terbuai sepi dihias rindu
Resah di dada ingin berjumpa
Ku tak berdaya terbang ke sana
Hanya wajahmu yang terukir di dalam hatiku
Abadi dan takkan pernah terganti
Hanya kaulah cinta dalam hidupku
Meskipun langit t'lah memisahkan cinta kita
Aku kan selalu untukmu
Cintamu akan selalu bersemi di hidupkuÂ
Perempuan itu menyanyikan lagu "Cinta dalam Hidupku" yang dipopulerkan oleh Rossa. Perempuan itu menyanyikannya seperti layaknya membaca puisi. Kutangkap jelas ada ketulusan saat menyanyikannya. Membuat banyak yang menatapnya meluluhkan airmata. Kisah cinta yang mendalam namun ternyata harus terpisah. Aku rasa aku baru mendengar lagu itu. Dan rasanya hatiku seperti diaduk-aduk ketika sejenak mata kami saling pandang. Aku tidak menyangka perempuan itu akan tampil disini, di panggung Gala Dinner Family Gathering tempatku bekerja, kupikir suaminya akan melarangnya. Kutatap mata itu, mata perempuan yang pernah kucintai dan masih kucintai. Hatiku berdesir.
Sore tadi baru saja kukatakan padanya tentang perasaanku yang masih belum berubah. Meski sudah bertahun tahun terjadi, tetap saja akan sangat sulit membiarkan seseorang yang sangat kita sayangi berdampingan dengan sosok lain. Itulah yang kurasakan. Ganesha lebih memilih Mas Adhitama untuk menjadi imam dalam hidupnya. Dia mengabaikan segala rasa yang kupendam untuknya. Dia mengabaikan diriku yang saat itu belum mapan seperti Mas Adhitama. Ataukah dirinya berbuat seperti itu karena aku yang tak pernah mengungkapkan perasaanku.
"Well, tepuk tangannya dong untuk Ibu Ganesha Prameswari" kata MC acara.
Perempuan itu tampak sejenak menghapus airmata di ujung matanya. Mungkin dari ratusan orang disini hanya akulah yang terlalu merasa lagu itu dinyayikan untukku.
"Menjiwai sekali Bu. Lagu ini kayaknya spesial sekali. Kalau boleh tahu untuk siapa?" tanya si MC
Ganesha hanya tersenyum, senyum anggun yang selalu dia miliki. Senyum yang tak bisa kumengerti mengapa bisa senantiasa membuat hariku berantakan memikirkannya. Senyum yang bisa membuat aku memutuskan ikatan pertunanganku lalu menginginkannya. Ya, tujuh tahun yang lalu aku sangat menginginkannya. Aku menunggu waktu yang tepat untuk mengungkapkannya. Namun segalanya terlambat ketika aku tahu seniorku yang bernama Adhitama lah yang akan menikahinya. Semua masih terasa seperti mimpi. Hancurnya perasaanku, kecewanya diriku, semua seolah luka yang belum tersembuhkan hingga kini. Bahkan hingga akupun telah memiliki keluarga, perasaan itu masih belum dapat kuhapuskan.
"Baiklah, kita coba sorot suami dari Ibu Ganesha ini. Kameranya dong" kata MC seraya menghampiri sosok lelaki berwibawa yang duduk di ujung sana.Â