Mohon tunggu...
Eka Sulistiyowati
Eka Sulistiyowati Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan

aku tahu rezekiku takkan diambil orang lain, karenanya hatiku tenang. aku tahu amal-amalku takkan dikerjakan orang lain, karenanya kusibukkan diri dengan beramal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta Merah Marun

16 Agustus 2019   10:58 Diperbarui: 16 Agustus 2019   15:30 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Matanya, senyumnya, tingkahnya

Semua mengisyaratkan cinta

Seandainya saja mampu kukatakan

Apa yang kurasa

Namun kehadirannya adalah luka.

Bahkan aku tak sanggup mengobatinya.

Entahlah mengapa jadi sedemikian parah.

Padahal sudah kucoba menghentikannya.

Aku tak ingin melihatnya lagi. Aku tahu dia berada di sana, memperhatikanku. Tapi aku tidak mau memandangnya. Memandangnya sama seperti halnya memandang luka. Luka yang masih kurasakan hingga detik ini. Hingga tahun berganti tahun. Hingga ratusan hari kulewati dengan hati penuh luka, ini semua karena rasa cintaku padanya. Cinta yang datang terlambat. Ataukah diriku yang terlalu lamban mengungkapkannya. Entahlah. 

Perempuan berjilbab merah marun itu masih memperhatikanku. Aku masih tetap melanjutkan aktifitasku sebagai panitia lomba tujuh belas agustusan di kantor. Aku tak perduli lagi padanya, sekalipun hatiku masih ada cinta terselip untuknya.

====

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun