"Maaf" katanya.
"Apa yang harus dimaafkan?"
Perempuan itu sejenak menatapku. Mata yang sama seperti sepuluh tahun yang lalu.
"Maaf karena aku pernah mengabaikan perasaan Mas Arjuna dan maaf juga jika aku..." sejenak Ganesha menghentikan ucapannya, "Maaf jika aku masih menyukai Mas Arjuna"
Aku tertawa pelan. Lebih tepatnya menertawai kebodohanku. Bagaimana bisa aku mengiyakan pertemuan ini. Ganesha saat ini sudah berstatus sebagai ibu dari dua anak. Suaminya adalah seniorku di tempat kerja.
"Bagaimana kabarmu?" tanyaku seraya menghentikan tawaku.
"Aku baik"
"Bahagia?"
Kulihat perempuan tertegun.
"Aku selalu mendoakan kebahagiaanmu. Maaf jika dulu aku tidak segera melamarmu. Maaf jika hingga saat ini aku masih menyukaimu"
Perempuan itu menatapku. Mata yang telah membuatku memutuskan hubungan pertunanganku. Mata yang membuat aku jatuh di dalam pusaran waktu. Mengutuk segala kebodohan yang telah kuperbuat.