Mohon tunggu...
Eka Sulistiyowati
Eka Sulistiyowati Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan

aku tahu rezekiku takkan diambil orang lain, karenanya hatiku tenang. aku tahu amal-amalku takkan dikerjakan orang lain, karenanya kusibukkan diri dengan beramal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta dalam Luka

29 April 2019   03:37 Diperbarui: 29 April 2019   05:41 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kupikir tujuh tahun pernikahanmu bisa membuatmu lebih kuat untuk mempertahankannya. 

Kupikir tujuh tahun bisa membuat hatimu mantap untuk mencintainya. 

Kupikir tujuh tahun mampu membuatmu melupakan segala hal tentangku. 

Kupikir tujuh tahun mampu membuatku tak lagi berharap tentangmu. 

===

Berdesir jantung ini kala aku menatap sosok perempuan yang baru saja keluar dari masjid itu.  Perempuan itu bercadar dan menggunakan pakaian serasi dengan khimarnya,  berwarna gelap. Mungkin terkesan ceroboh jika hanya menatap matanya aku bisa tahh siapa perempuan itu.  Tapi memang benar itu adanya.  Aromanya masih juga belum berubah.  Eits,  itu bukan aroma  parfum melainkan aroma khas yang hanya diriku yang bisa merasakannya. Aku selalu bisa merasakan kehadirannya jika dia berada beberapa meter saja dariku. Bahkan mungkin ketika perempuan  itu hanya lewat di belakangku pun bisa kurasakan  kehadirannya.  Sungguh,  ini terkadang membuatku merasa gila. 

Mata perempuan bercadar itu tetiba mengarah padaku. Mata yang sama,  entah kali ini dirinya tersenyum ataupun tidak, a ku tak tahu.  Dirinya bercadar,  berbeda dengan tujuh tahun yang lalu,  dia hanya menggunakan jilbab yang panjang. Mata yang bening itu menghujam tepat di jantungku. Memercikkan rasa cinta dan juga cemburu. Jujur aku pernah jatuh hati padanya. Namun keputusannya yang menikah secara tiba-tiba membuatku gelap hati.  Bahkan sulit untuk mencintai perempuan lain.  Daya pesonanya masih juga kurasakan hingga detik ini. 

Tujuh tahun lamanya,  pernikahannya yang membuatku terluka batin.  Pernikahannya yang merupakan pembicaraan hampir seluruh teman-temanku. Keheranan mereka muncul bagai buih dalam air.  Pasalnya yang mereka tahu perempuan itu mencintaiku.  Petempuan itu selalu dekat denganku.  Sekalipun tidak ada ikrar resmi bahawa dirinya adalah kekasihku,  namun kehadirannya bisa membuatku memtuskan ikatan pertunanganku.  Aku pun sebenarnya lambat laun mulai menyukainya. Hari demi hari mulai mengagumi kecerdasan dan keluwesannya.  Bagiku dia cukup unik.  Perempuan diantara ribuan laki-laki,  namun dirinya tak pernah satupun menjalin kasih.

Perempuan itu mencintaimu sejak awal kalian bertemu.  Perempuab itu bahkan tidak pernah merasakan hal seperti itu dengan lelaki lain,  ya hanya kamu satu-satunya yang membuatnya jatuh hati. 

Masih kuingat ucapan Rey,  sahabat satu kamar kos denganku. Awalnya aku percaya dan mulai luluh untuk bisa mencintai perempuan itu.  Kekagumanku atas kesholehannya dalam menjalankan perintah agama menjadi keyakinanku untuk menjadikannya pasangan hidup. 

Namun ketika diriku menunggu waktu yang tepat untuk mengungkapkannya, tetiba selembar undangan warna biru menghampiriku.  Undangan 'ngunduh mantu' dari seorang senior di tempat kerjaku. Namun yang membuat aku tercengang adalah nama pengantin wanita.  Ternyata itu adalah nama lengkapnya. Awalnya aku berpikir mungkin hanya sama nama saja.  Namun bisikan kecewa teman-temanku membuatku sadar. Perempuan yang akan menikah dengan seniorku adalah Ganesha yang aku cintai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun