Sebentuk Hati Untuknya

Adakah satu alasan,  membuatku tetap bertahan. 

Sekalipun dia datang kembali,  menawarkan cinta yang mengasyikkan. 

***

Malam ini ketika sunyi meluluhlantakkan diriku.  Yang masih asyik dengan tulisan-tulisan fiktifku.  Sebuah notifikasi muncul di layar ponselku. 

Ini tanggal spesial,  tanggal kelahirannya,  tanggal dimana kami berjumpa pertama kali sepuluh tahun yang lalu,  sekaligus tanggal yang membuatnya terluka yaitu tanggal pernikahanku. 

Masih jelas dalam ingatanku betapa banyak teman akrabnya memprotes undangan pernikahanku yang tiba-tiba.  Lelaki yang kupilih pun tak pernah menampakkan tanda-tanda akan menikahiku.  Aku yang saat itu sangat terkenal karena ketangkasan dan kecerdadanku. 

"Nes,  bukannya kamu suka sama Arjuna.  Lha kok menikah dengan... " tegur Rey,  teman akrab aku dan Arjuna. 

Aku terdiam menatap hamparan taman di depan kantor.  Tatapanku terasa kosong.  Rey tahu aku sudah lama menunggu kehadiran Arjuna untuk mengisi kehidupanku. Arjuna yang tetiba memutuskan ikatan pertunangannya,  belum lagi menentukan perempuan mana yang akan dia pilih. 

"Ganes,  kamu yakin? " tegur Rey. 

Aku menggeleng lalu mengangguk.  Terlambat,  semua telah tertata rapu.  Undangan pernikahan dan rencana acara pernikahan telah disusun. 

"Kamu yakin? " sekali lagi Rey menatapku.