Mohon tunggu...
Eka Sulistiyowati
Eka Sulistiyowati Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan

aku tahu rezekiku takkan diambil orang lain, karenanya hatiku tenang. aku tahu amal-amalku takkan dikerjakan orang lain, karenanya kusibukkan diri dengan beramal

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pengabdian Hamba-Mu

18 Oktober 2018   07:44 Diperbarui: 18 Oktober 2018   18:15 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seandainya mampu kutulis, ingin kutuliskan di langit betapa besar rasa  cintaku pada-Mu. Aku tak mampu berpaling, tak ingin lari dari naungan-Mu.  Sekalipun aku kerap menangis. Aku tetap berusaha untuk selalu bersama-Mu.  Aku yakin Kau takkan mengingkari janji. Bukankah segala yang telah Kau  beri adalah nikmat tak bertepi. Fabiayyi alaa irabbikuma tukadziban. Dan nikmat Tuhan yang manakah yang kamu dustakan?

Aku terluka namun aku tak ingin terluka kembali. Diriku yang hanyut  dalam fatamorgana dunia. Apa yang terlihat baik belum tentu baik di  hadap-Mu. Apa yang terlihat buruk belum tentu buruk di hadap-Mu. Segalanya  ini tentunya telah tertulis dalam Lauhul Mahfudz. 

Hanya saja ikhtiar  ini tak boleh berhenti. Dan segala harap serta doa ini terus tertuju  padaMu. Laa haula walaa quwwata illa billahil aliyyil adziim. Tiada daya dan upaya melainkan Allah SWT.

Aku berjalan lambat dan ritme waktu yang mengiringi  detak  jantungku. Bisa kurasakan tiap tarikan napas. Semua terasa begitu nyata.  Meskipun terkadang aku sibuk dengan duniaku sendiri. Aku tahu segalanya  ini Kau ciptakan tanpa ada sia-sia. 

Dan semua ini berpasang-pasangan.  Mestinya aku yakin akan kebenaran janjiMu.  Inna  ma'al usri yusro fainna ma'al usri yusro. Sesungguhnya setelah  kesulitan akan ada kemudahan dan dan setelah kesulitan ada kemudahan.


Di pandanganMu tiada berarti ketampanan dan kekayaan. Yang ada  hanyalah ketaqwaan. Namun mengapa mereka masih meributkan hal yang semu.  Fatamorgana menjadi suatu batasan akan penilaian manusia. Kecantikan  serta kekayaan menjadi tolak ukur. 

Mengapa fatamorgana dunia ini begitu  membutakan tiap insan. Dan aku terus berlari berlindung pada-Mu. Aku  masih percaya akan janji-Mu. Wa man aufa bi'ahdihii minallah. Dan siapakah yang lebih menepati janji melainkan Allah SWT.

Ingin selalu aku tersenyum bahagia. Menantikan mentari pagi dan  memandangnya dengan penuh kekaguman. Begitu indah segala yang telah Kau  ciptakan. 

Seraya seluruh alam menghipnotisku dan menyanjung-Mu. Semua  bertasbih memuja-Mu. Wa man yattaqillaha yaj'allahu makhraja. Barangsiapa bertaqwa kepada Allah maka akan diberikan jalan ke luar.

Ya Rabb, penguasa segalanya. Tetapkanlah hatiku pada pada-Mu.  Janganlah Kau biarkan aku terjerumus dalam lembah fitnah dan zina.  Sungguh aku tak ingin berpaling dari-Mu. Sesungguhnya aku terlalu lemah  untuk jauh dari-Mu. 

Aku merindukan-Mu. Dalam hening malam kuteteskan  airmata kerinduan yang sepanjang hari kupendam. Pada siapa lagi aku  meminta pertolongan. Dan meminta  pertolonganlah pada Allah dalam sabar dan solat. Sesungguhnya hal ini  akan sulit bagi orang-orang yang tidak khusyuk (Al Baqarah:45).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun