Mohon tunggu...
eka amaliasani
eka amaliasani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Freelancer

Memiliki minat terhadap fenomena sosial yang terjadi di lingkungan sekitar, dan menuangkannya dalam sebuah karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pancasila untuk Indonesia, Khilafah untuk Kehancuran Bangsa

10 November 2018   18:44 Diperbarui: 10 November 2018   19:42 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Pancasila untuk Indonesia, Khilafah untuk Kehancuran Bangsa

Penulis: Pengamat Politik dan Pemerhati Sosial, Maman Harun

Pertemuan antara dua ormas Islam terbesar di Indonesia telah memberikan penegasan yang kuat bagi bangsa Indonesia bahwa Indonesia sedikitpun tidak akan pernah menerima khilafah. Sangat disayangkan saat Indonesia berada dalam masa pertumbuhan besar banyak bermunculan oknum-oknum yang menginginkan berdirinya khilafah dan menggeser persatuan bangsa.

Oknum-oknum yang mengupayakan berdirinya khilafah sesungguhnya juga merupakan umat islam, namun kenapa, kenapa mereka sangat memaksa agar khilafah ditegakkan dan kenapa hanya mereka sebagian kecil umat Islam? Sesungguhnya Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk pemeluk agama Islam terbesar di dunia. Jumlah umat Islam yang besar ini terdiri dari beberapa ormas Islam yang mewakilinya.

Adapun 2 ormas Islam terbesar saat ini yaitu NU dan Muhammadiyah. NU-Muhammadiyah ini sudah berdiri sejak masa kemerdekaan Indonesia. Kita bisa bayangkan betapa besar ilmu serta pengalaman yang dimiliki oleh kedua ormas Islam tersebut.

Untuk itu kita harus sadar sampai detik ini NU-Muhammadiyah tidak pernah membenarkan berdirinya negara khilafah di Indonesia. Pertanyaan terbesar kita saat ini adalah, kenapa akhir-akhir ini khilfah menjadi trending di Indonesia?

Kita sebagai masyarakat khususnya generasi milenial harus sadar bahwa para founding father bangsa ini tidak main-main menyatukan bangsa ini menjadi satu kesatuan Republik Indonesia. Selain itu mereka yang berkontribusi menyatukan bangsa ini juga bukan orang-orang sembarangan.

Mereka semua adalah orang-orang yang berpendidikan, para pakar, berpengalaman, serta memiliki reputasi yang baik di dunia. Sehingga kita tidak bisa memandang sebelah mata Dasar Negara Pancasila yang lahir atas buah pemikiran para founding father. Mereka yang berkontribusi dalam perumusan juga terdapat perwakilan dari para ulama-ulama besar yang notabene lebih tinggi ilmunya daripada para ulama dan habib dadakan di Indonesia saat ini.

Sehingga sungguh bodoh menurut saya bila ada manusia yang dengan mudahnya menilai rendah Pancasila bahkan ingin menggantinya dengan khilafah, alih-alih beranggapan ini merupakan bagian dari jihad. Sungguh bodoh. Mantan Ketua MUI/Ulama terbesar di Indonesia (KH Ma'ruf Amin) memaparkan kepada generasi milenial apa inti paling berharga di dalam Pancasila.

Pancasila itu merupakan inti sebuah instrumen pemersatu bangsa. Tanpa Pancasila Indonesia dengan segala kekayaan keberagaman yang ada tidak akan pernah bersatu. Dunia internasional mengakui Indonesia hebat, Indonesia negara besar, Indonesia memiliki segala macam kekayaan alam yang tidak akan habis dan banyak dari negara luar datang ke Indonesia untuk mempelajari bagaimana negara dengan tingkat keberagaman terbanyak dapat hidup rukun. Dan semua itu jawabannya hanya satu yaitu, Indonesia memiliki Pancasila.

Sekarang renungannya adalah, bila Pancasila adalah alat pemersatu bangsa, jadi apa maksud dari fenomena adanya sekelompok orang yang ingin Pancasila dihancurkan, diganti dengan khilafah? Tidakah kita melihat bahwa mereka sama seperti pengkhianat bangsa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun