Mohon tunggu...
Eka Rosita Sari
Eka Rosita Sari Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Sosiologi

Jadilah bermanfaat dengan mulai menulis secarik kata

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tren Bisnis Online di Masa Pandemi Sebagai Bentuk Perkembangan Ekonomi Digital

22 Januari 2021   10:21 Diperbarui: 22 Januari 2021   10:23 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemi Covid-19 di Indonesia sejak Maret 2020 hingga saat ini belum juga usai. Penularan virus ini yang cukup mudah dan cepat menjadi salah satu faktor pandemi masih berlangsung. Adanya pandemi Covid-19 menjadikan masyarakat dituntut agar lebih waspada mengingat bahayanya virus corona. Virus ini dapat menyerang semua kalangan masyarakat baik dari anak-anak hingga lansia. Di masa pandemi, masyarakat dianjurkan untuk selalu menerapkan protokol kesehatan yang meliputi 3M yaitu memakai masker ketika sedang sakit atau berada diluar rumah, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun secara rutin.

Dengan menerapkan tiga cara tersebut dapat meminimalisir penularan virus corona. Pandemi yang tidak kunjung usai menjadikan pemerintah gerak cepat dengan menerapkan kebijakan-kebijakan baru seperti penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), sekolah atau kegiatan belajar mengajar dialihkan menjadi daring atau online, dan pekerja dianjurkan untuk bekerja dari rumah atau Work Form Home (WFH). Adanya kebijkan-kebijakan tersebut menjadikan masyarakat lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah. Masyarakat tidak bisa bergerak bebas seperti sebelum adanya pandemi.


Pandemi Covid-19 berdampak terhadap beberapa sektor di indonesia salah satunya adalah pada sektor perekonomian. Adanya pandemi ini tidak sedikit masyarakat yang kehilangan pekerjaannya akibat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sehingga masyarakat tersebut tidak memiliki pendapatan lagi di masa pandemi. Selain berdampak terhadap masyarakat yang bekerja di perusahaan-perusahaan, pandemi juga berdampak bagi masyarakat yang bekerja pada sektor perdagangan seperti penjual pakaian dan makanan.

Pendapatan yang menurun di masa pandemi dan resiko yang diambil apabila membeli pakaian atau makanan di luar rumah secara langsung dimasa pandemi menjadikan faktor penyebab masyarakat berpikir dua kali atau enggan membeli barang atau makanan secara langsung di masa pandemi. Akibatnya, pedagang mengalami penurunan omset bahkan ada beberapa pedagang yang dalam satu hari tidak mendapatkan pemasukan sama sekali. Dari hal tersebut, pedagang melakukan berbagai cara agar dagangannnya dapat laku meskipun pada saat terjadi pandemi.

Para pedagang kemudian mengalihkan cara menjual dagangannya dari yang sebelumnya dijual secara offline yang mengharuskan bertatap muka secara langsung antara pembeli dengan  pedagang dialihkan dengan dilakukan secara online. Dengan cara ini masyarakat tidak perlu takut lagi apabila membeli barang atau makanan, cara ini juga dapat meminimalisir penularan virus corona.


Penjualan yang dialihkan menjadi online oleh pedagang di masa pandemi mendapat antusias yang cukup banyak oleh masyarakat. Dengan menerapkan penjualan online, pedagang mengalami peningkatan omset setiap harinya. Bahkan, beberapa pedagang berhasil mendapatkan omset lebih banyak dari sebelum menerapkan penjualan secara online.

Penerapan penjualan online dianggap mampu meningkatkan pendapatan masyarakat di masa pandemi terutama kepada para pedagang. Dari kondisi tersebut, pedagang-pedagang lain yang sebelumnya hanya menerapkan penjualan atau menawarkan daganganya secara offline, di masa pandemi ini banyak yang mencoba beralih untuk menerapkan penjualan online, baik pedagang di pasar modern seperti mall maupun pasar-pasar tradisional. Selain itu, peluang ini juga dimanfatkan sejumlah masyarakat baik dari kalangan pelajar hingga orang-orang dewasa yang sebelumnya belum terjun pada perdagangan. Hal tersebut dapat dilihat dari realita yang ditemui di lingkugan sekitar. Adapun realita yang ditemui dilingkungan sekitar adalah sebagai berikut:


Pedagang pasar tradisional di pasar Babat Kabupaten Lamongan beralih menerapkan penjualannya secara online.


Pasar Babat adalah salah satu pasar tradisional yang terletak di Kabupaten Lamongan. Sebelum adanya pandemi, pasar Babat selalu ramai dikunjungi oleh pembeli bahkan hingga sore hari masih banyak pembeli yang berkunjung di pasar Babat. Namun setelah adanya pandemi, pasar Babat tidak seramai sebelum adanya pandemi. Hal tersebut menjadikan pendapatan para pedagang di pasar Babat mengalami penurunan. Penurunan pendapatan akibat sepinya pembeli yang berkunjung dan membeli barang dagangan secara langsung di pasar Babat menjadikan pedagang di pasar Babat juga menerapkan penjualan secara online. Sebelum adanya pandemi, hanya ada beberapa pedagang yang menerapkan penjualan online, namun setelah pandemi terjadi rata-rata pedagang beralih dengan menerapkan penjualan online. Para pedagang menawarkan dagangannya melalui media sosial. Beberapa pedagang juga mencoba menawarkan dagangannya dengan memanfaatkan perkembangan teknologi dengan melalui aplikasi penjualan yang saat ini banyak diminati oleh masyarakat umum seperti shopee, lazada, tokopedia, dan lain sebagainya. Dengan menggunakan penerapan penjualan online, pedagang mampu meningkatkan omsetnya meskipun di masa pandemi saat ini.


Ibu rumah tangga mulai berjualan online di masa pandemi


Peluang berjualan secara online dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi tidak hanya dimanfaatkan bagi para pedagang. Ibu-ibu rumah tangga yang sebelumnya belum pernah terjun dalam perdagangan, di masa pandemi ini tidak sedikit ibu-ibu rumah tangga yang mulai berjualan online. Ibu rumah tangga tersebut menawarkan dagangnya melalui media sosial. Hal tersebut dilakukan agar pendapatan di masa pandemi ini tetap stabil. Melalui berjualan online, ibu rumah tangga mampu mendapatkan tambahan penghasilan di masa pandemi. Penghasilan tambahan tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya di masa pandemi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun