Mohon tunggu...
Eka Noviana
Eka Noviana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka scrolling media sosial

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kesialanku

18 Oktober 2022   13:37 Diperbarui: 18 Oktober 2022   13:46 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di suatu pagi , aku terbangun dari tidurku karena mendengar alarm ku berbunyi, tetapi ku rasa aku masih mengantuk , kukira saat itu masih pukul 04.30 aku melanjutkan tidurku dengan tidak mematikan alarm ku , disaat alarm bunyi yang kedua kalinya itu 15 menit dari bunyi alarm pertama , kukira ini baru pukul 04.45 tapi ternyata saat itu sudah pukul 05.45 , "sial ternyata semalam aku salah mengatur alarm" gumamku. Aku langsung bergegas ke kamar mandi dan mempersiapkan diri untuk berangkat ke sekolah dengan sangat terburu-buru. 

Pukul 05.10 Aku sudah siap untuk berangkat ke sekolah meski dengan resiko telat dan tidak boleh masuk gerbang sampai pukul 7.30 . Aku pun berangkat dengan percaya diri bahwa jalanan tidak macet karena ini masih pandemi dan hanya beberapa sekolah saja yang baru membuka sekolahnya kembali untuk pembelajaran tatap muka terbatas dan benar dugaan ku tapi belum begitu jauh aku melaju dari rumahku ternyata motorku mati ,kukira itu memang otomatis tapi saat mencoba menyalakannya lagi motor itu tidak nyala "hmmm bodohnya aku kemarin lupa mengisi bensin". Aku harus berjalan sambil menuntun motor sampai bertemu pom bensin atau penjual bensin di pinggir jalan. "Ahhhh sial sekali udah kesiangan, bensin habis, dorong motor, lalu apalagi kesialan yang akan datang pada diriku huh benar² hari sial tidak ada di kalender" ujarku sambil menuntun motor . 

Saat itu menunjukkan pukul 6.15 aku senang karena ada penjual bensin yang sudah buka dan aku bergegas untuk melanjutkan perjalanan ku lagi untuk menuju sekolah . Saat sudah hampir sampai sekolah ternyata hujan sangat deras turun secara tiba-tiba. Aku pun berhenti untuk memakai jas hujan dan bergegas melanjutkan perjalanan . 

Pukul 6.29 sampailah aku di parkiran dan segera bergegas sebelum pintu gerbang ditutup yaitu 6.30 . Saat ku berjalan menuju gerbang tiba² caca memegang bahuku dengan kaget aku menengok sambil berkata "ishh bikin kaget aja kamu, ayo cepetan lari biar msh bisa masuk" . Kita pun lari tetapi pada akhirnya saat sudah sampai gerbang ternyata sudah tidak bisa masuk karena waktu sudah menunjukkan pukul 6.30 .

"Yaaah kita lari larian cuma bikin capek dong" ujarku. "Yailah gapapa kali itung itung olahraga kaa" balas caca. "Yaudah duduk sini dulu aja kita tunggu sampai dibukakan pintu gerbang" kata ku. Tak lama kemudian ternyata banyak juga yang terlambat dan mereka duduk bersama kami . Kami pun mengobrol sambil menunggu pintu gerbang dibuka tiba tiba ada yang nyeletuk "eh guys ini kan hari senin kalau ga salah guru piket nya bu listy ya" . Semua menjawab dengan spontan "eh iya ya aduh" . "Yailah tinggal masukin kuping kanan keluarin kuping kiri aja sih ngapa pada repot" sahut doni. Caca pun menjawab "iya tuh bener kata…" . 

Seketika hening dan seseorang datang dengan tiba-tiba dan bicara "eh mbak, mas lagi pada ngomongin saya ya ,yuk terusin dongeng nya nih saya dengerin, daripada kamu ngomongin bla bla bla bla " tidak henti² nya bu listy mengoceh sampai kami bosan untuk mendengarkan nya . Tiba lah pukul 7.15 saatnya gerbang dibuka tetapi kami semua tidak boleh langsung memasuki kelas ,kami harus menjalankan hukuman yang diberikan bu listy yaitu menulis surah An-Naba , dengan malas pun kami mengerjakan nya supaya bisa mengikuti pelajaran pada hari ini . Tepat pukul 7.45 kami semua selesai dan boleh memasuki kelas ,tetapi sebelum memasuki kelas kami sholat Dhuha terlebih dahulu. 

Dan akhirnya kesialanku berakhir saat aku shalat dhuha karena saat aku sholat aku ingat ada pepatah berkata bahwa "setiap kata adalah doa" aku pun berdoa dan memohon ampun kepada allah . Aku pun menyesal telah berkata 'sial' , padahal mungkin itu karena aku nya saja yang kurang teliti dan menyepelekan waktu . Sejak saat itu aku sangat berhati-hati dalam berbicara. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun