Pada medio Juni 2023 saya mendapat kabar yang sangat menggembirakan, diterima sebagai penerima beasiswa KOICA dalam program magister Capacity Building for SDGs di Seoul National University, Korea Selatan. KOICA atau Korea International Coopeation Agency () adalah lembaga milik pemerintah Korea Selatan yang bertugas untuk memastikan efektivitas bantuan Korea Selatan kepada negara-negara berkembang secara maksimal. Salah satu bentuk bantuan yang diberikan adalah pendanaan besiswa bagi ratusan mahasiswa dari negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, untuk belajar di kampus-kampus di Korea Selatan.
Kebetulan beasiswa untuk program magister seperti yang saya terima, sebagian besar diberikan untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) dari negara berkembang tersebut. Dari Indonesia, untuk Angkatan 2023, ada 2 orang yang diterima oleh KOICA untuk program yang saya terima. Selain saya dari Kementerian Sekretariat Negara, satu lagi ada Mas Jedut dari Kementerian Luar Negeri. Pengumuman kelulusan ini ibarat pelepas dahaga setelah perjuangan dan penantian sekitar tahun untuk bisa melanjutkan studi ke luar negeri. Sebelum mendaftar KOICA, saya sejak tahun 2022 juga mendaftar program beasiswa Australia Awards Scholarship (AAS) dan Deutscher Akademischer Austauschdienst (DAAD) Jerman. Namun, Dewi Fortuna belum menghampiri saya jadi belum mendapat rezeki pada kedua beasiswa tersebut.
Sebagai anak kampung dari timur Indonesia, kuliah di luar negeri tentu adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Mengetahui kuliah di Korea Selatan, negara yang beberapa dekade terakhir ini menjadi amat popular dalam dunia industri hiburan dunia, ini saja sudah membuat saya bahagia. Apalagi, mengetahui bahwa program saya diselenggarakan oleh universitas Nomor 1 di Korea Selatan, mmbuat perasaan saya semakin membuncah dan bangga. Ya, Seoul National University atau SNU (), adalah kampus terbaik di Korea Selatan yang predikatnya tak tergantikan hingga saat di Negeri Ginseng tersebut. Universitas ini sangat dihormati dan menjadi salah satu simbol kebanggaan masyarakat Korea Selatan. Kalau teman-teman mau tahu sekilas tentang kehidupan pendidikan tinggi di Korea Selatan terutama di SNU, saya sarankan untuk menonton drakor SKY Castle.
Setelah urusan administrasi dan persiapan pemberangkatan kuliah kelar, saya pun akhirnya terbang ke Seoul tanggal 29 Agustus 2023. Di Seoul, bersama sebagian penerima beasiswa KOICA pada proram lain, kami diberikan orientasi terlebih dahulu selama 3 hari di pusdiklat KOICA di wilayah Seongnam. Orientasi ini memberikan impresi pertama yang sangat baik karena acara dan fasilitas yang kami dapatkan sangat bagus. Setelah saya tanya ke beberapa teman, ternyata semuanya setuju bahwa hal yang paling bagus adalah makanan yang disediakan semuanya enak dan dalam jumlah yang tidak sedikit hahahaha.
Tanggal 31 Agustus 2023, saya mulai masuk asrama () kampus dan menginjakkan kaki di kampus SNU di lereng Gunung Gwanak () yang berlokasi di pinggiran selatan Kota Seoul. Asrama gedung nomor 905 Lantai 4 Nomor 437 ini, akan menjadi rumah saya di Seoul untuk 17 bulan ke depan. Keesokan harinya saya memulai perkuliahan perdana sebagai mahasiswa pada SNU Graduate School of Public Administration (). Meskipun nama program yang di daftar KOICA adalah Capacity Building for SDGs, tetapi secara resmi nama program saya adalah Global Master of Public Administration (GMPA). Di sini saya mendapat banyak teman baru dari berbagai negara termasuk dari Korea Selatan, para guru dan profesor, serta tenaga kependidikan yang sangat membantu saya dalam menjalankan perkuliahan di sini. Metode kuliah dan mata kuliah yang saya terima pun hampir semuanya saya sukai, meskipun ada beberapa yang tidak sesuai ekpektasi. Meskipun nama programnya ada Administrasi Publik, tetapi mata kuliah yang ditawarkan sangat beragam dan lebih luas seperti terkait ekonomi politik, geopolitik, perubahan iklim, perdagangan global, sampai pada konflik sosial dan perang sipil.
Kesempatan untuk belajar di luar negeri apalagi Korea Selatan adalah kesempatan emas. Masa-masa yang bebas dari pekerjaan kantor ini saya manfaatkan sebaik-baiknya hahaha, tidak hanya untuk belajar di ruang-ruang kelas saja. Saya banyak bergaul dan berdiskusi dengan teman-teman asli Korea Selatan untuk bertanya berbagai hal termasuk mengonfirmasi beberapa kasus atau fenomena yang saya baca di berita dan medsos, ataupun yang saya lihat di layar drakor. Saya pun belajar dengan melihat langsung kehidupan masyarakat sehari-hari di lapangan dengan mengunjungi berbagai tempat dan kota di penjuru Korea Selatan. Hampir tiap akhir pekan saya selalu berkunjung ke kota atau daerah-daerah lain di Korea Selatan. Sampai-sampai salah satu dosen saya, Koo Min Gyo menjuluki saya "part-time student, full-time tourist" wkwkwk.Sebelum saya berangkat kuliah, saya memang sudah lama mempunyai ketertarikan terhadap Korea Selatan. Saya mempunyai latar belakang informasi yang cukup tentang drakor, k-pop, sejarah dan budaya negara tersebut. Salah satu pertanyaan penting yang muncul tentang Korea Selatan yaitu bagaimana sebuah negara miskin akibat Perang Dunia dan Perang Saudara ini dapat menjelma menjadi sebuah negara maju dan kaya. Dari pembelajaran di kelas dan studi akademik, diketahui terdapat beberapa faktor yang membuat mereka bisa bertransformasi dari reruntuhan kerajaan Dinasti Joseon berubah menjadi Macan Asia. Faktor-faktor tersebut antara lain yaitu industrialisasi, warisan kolonial, pendidikan dan pembangunan SDM, serta birokrasi yang efektif (lebih lengkapnya teman-teman bisa baca artikel lain saya di sini).
Namun di balik literatur akademik yang ada, saya mengamati secara langsung bagaimana kemajuan yang diperoleh itu bukan sesuatu yang mudah dan tanpa pengorbanan. Etos, kerja keras, kemauan untuk keluar keterbelakangan, dan budaya palli-palli () dalam mendorong masyarakat negara ini menjadi salah satu yang mempunyai pendapatan tinggi di dunia disertai tingkat keamanan yang sangat baik. Namun di saat yang sama, mereka juga mulai menjadi masyarakat yang individualistik, hidup serba mahal, takut menikah dan punya anak, bahkan mulai tidak percaya pada eksistensi Tuhan. Hitam dan putih pengalaman Korea Selatan ini bagaimana pun harus menjadi pelajaran bagi kita bangsa Indonesia dalam upaya kita membangun jalan menuju kemajuan dan keemasan Indonesia.
Setelah semester demi semester dilewati, musim demi musim berganti, Alhamdulillah masa studi saya sampai pada titik akhir juga. Meskipun secara resmi, program kuliah saya berakhir pada Februari 2026, namun KOICA dan GSPA membuat program kami lebih padat sehingga seluruh proses perkuliahan dapat selesai pada Desember 2025. Terkait topik tesis, saya memilih topik yang tidak muluk-muluk, dan mungkin sedikit unik. Judul tesis saya adalah "The Perception of National Attire Policy and Its Impact on Citizens' Sense of Nationality in Indonesia". IPK saya pun ya patut dibanggakanlah, walaupun tidak mencapai nilai sempurna tapi berpredikat Sangat Memuaskan dengan Pujian (Cumlaude). Akhirnya pada tanggal 18 Desember 2025, program kami pun resmi ditutup dengan upacara wisuda internal SNU GMPA.
Terima kasih juga tentu buat teman-teman sekongkow dari Indonesia, tempat segala kebanyolan dan muara tumpahan tekanan kehidupan di Korea, mereka adalah Ryan, Mas Jed, Dika, Mas Satria, Mbak Tiwi, Fuad, Bilal, Mario, Bahari, dan Mbak Mariska. Para sobat Bees Study Group, teman-teman serantau dari ASEAN yang berhimpun untuk selalu jalan-jalan berkedok kelompok belajar. Mereka adalah Cyrines dari Filipina, Minh An dari Vietnam, Mas Jed (lagi) dari Indonesia, Hong Wei dari Singapura, Hugo dari Timor Leste, Samee dari Laos, dan Nita dari Kamboja. Tak lupa untuk teman-teman warlok yang banyak membantu saya, berdiskusi dan juga teman main. Mereka antara lain adalah Minjun , Kevin , Subin , Yongjin , Minkyu , dan Yoonseo .
Terakhir ucapan terima kasih sebesar-besarnya juga saya sampaikan kepada KOICA selaku pemberi beasiswa, program ini sangat-sangat bermanfaat bagi saya pribadi dan seluruh penerima manfaat dari negara-negara berkembang. Juga kepada institusi tempat saya bekerja, Kementerian Sekretariat Negara, yang atas izin kantor lah memungkinkan saya untuk berangkat belajar ke Korea Selatan. Salam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI