Mohon tunggu...
Ekalaya Irpan Pamuji
Ekalaya Irpan Pamuji Mohon Tunggu... Animator - Seorang Guru dan Penulis tentang Realita Kehidupan Masyarakat

Seorang Guru yang mengajar di Sekolah Menengah Atas. Sehari-hari hobi menulis dan berolah raga Badminton

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketika Benang Kusut Merajut

24 Januari 2021   00:17 Diperbarui: 24 Januari 2021   00:30 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas pada permasalahan hidup yang menghimpit. Mulai dari permasalahan ekonomi, hubungan sesama teman,  sosial dan budaya. Atau perbedaan pendapat.  Jika kita telusuri secara seksama tidak ada satu manusia pun hidup didunia ini tanpa masalah.

Dalam teori hubungan sosial. Konflik tidak akan terjadi apabila adanya hubungan sosial, interaksi sosial. Artinya baik individu, kelompok masyarakat akan terjadi gesekan sosial. Jika ada aksi dan reaksi. Istilah pepatah mengatakan "tidak ada api jika tidak ada asap".

Sama halnya jika kita berinteraksi dengan berbagai macam individu dalam sebuah kelompok sosial. Sebut saja dalam lingkungan kerja. Semakin beragam individu dalam suatu kelompok sosial  maka akan semakin beragam cara pandang, sifat, sikap dan karakter individu seseorang dalam menyikapi setiap permasalahan yang ia hadapi.

Karena  permasalahan individu kompleks seperti benci, prasangka, hasut atau dengki. Penyakit hati ini adalah dalam kaca mata sosiologi termaksud bentuk interaksi disosatif dalam bentuk interaksi sosial Kontrovensi, artinya bersifat perlawanan secara tidak langsung. Dengan berbagai macam motip. Ingin di sayang teman, ingin dihargai atasan, ingin tampil beda. Seperti itulah permasalahan dalam dunia kerja. Kebenaran akan terungkap jika sikap kedewasaan seseorang tumbuh dalam menghadapi dan menyikapi serangkaian permasalahan tersebut.

Sangat wajar jika lirik lagu Rhoma Irama yang terkenal bisa juga diambil pelajaran hidup dalam persahabatan. Banyak teman atau sahabat jika dalam satu meja makan, hanya jarang ketika engkau mendapat permasalah yang dihadapi. Sangat nampak dan jelas orang dekat sekali pun bisa pergi dengan seketika seolah-olah tanpa masalah.

 Iya!, ketika diri kita dihadapkan masalah. Banyak beragam corak warna reaksi ada rasa simpati, empati dan motivasi. Namun, sangat jarang dalam dunia serba pragmatis. Kebanyakan seperti hantu, diam dan membisu. Apalagi permasalah tersebut dibenturkan antara atasan dan bawahan. Sangat jelas warnanya. Pro dan kontra terlihat dukung mendukung antar si A dan Si B.  Dan ada juga yang netral. Seperti itulah dunia kerja. Profesional atau tidak, objektif atau tidak dalam meyikapi setiap permasalahan. Kuncinya adalah tergantung kedewasaan.

Karena kelemahan  individu  dalam menyikapi masalah  adalah  jika dihadapkan rasa  kesukuan, primordialisme, atas nama kesetiakawanan. Sehingga terjebak dalam rasa bukan logika. Hal ini yang menjadi titik fokus baik individu maupun masyarakat. Benang kusut sulit terurai. Karena terjebak dalam masalah rasa, kedekatan. Sehingga logika tidak bersua. Sungguh menjadi pribadi yang ringkih. Tetapi itulah realitas yang tidak bisa dipungkiri.

 Lagi-lagi kunci setiap permasalah adalah  proses kedewasaan.  Mulut mu adalah harimau mu. Bepatah tersebut tidak terbantahkan. Setiap kejadian dan peristiwa kebanyakan diawali percekcokan kecil, hasutan dan kedengkian. Hati-hati membawa diri. Karena individu sejatinya bukan menyelematkan diri karena individu bagian dari kelompok sosial. Karena seekor domba yang ditinggal  . Akan mudah dimangsa seekor srigala. Seperti itulah khiasan kehidupan. Karena manusia memiliki akal dan hati agar keseimbangan hidup berjalan normal. Antara satu yang lain saling membutuhkan.    Tidak ada individu yang sempurna.

Kisah tersebut adalah sepenggal pengalaman hidup yang dialami dan dirasakan. Bisa diambil kesimpulan.  Teman, sahabat memang banyak. Hanya teman yang tulus dari hati sulit untuk dicari. Ia menolong tanpa pamri, tanpa perhitungan. Dialah teman sejati. Teman yang memahami dalam situasi dan kondisi. "Sahabat sejati", bukan dilihat lama atau dekatnya seseorang. Namun kata tulus dan ikhlas sejatinya adalah teman dunia dan akherat.

Semoga kita adalah pribadi yang memiliki ketulusan dalam setiap tindakan. Bukan mengharap pujian, atau mengharap nilai materi.

Salam santun bagi pribadi yang tulus mudah-mudahan segala perbuatan dan tindakan kita diijabah oleh sang maha pencipta ALLAH AZHA JAWALLA. 

EKALAYA IRPAN PAMUJI,S.Sos

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun