Mohon tunggu...
Eka Dwiningsih
Eka Dwiningsih Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga, Penulis Lepas, Bisnis Owner

seorang ibu rumah tangga merangkap sebagai penulis sekaligus bisnis owner. saat ini fokus dulu di bidang menulis karena sempat tertunda beberapa tahun.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Kekerasan Dalam Pengasuhan Anak

11 November 2024   13:28 Diperbarui: 11 November 2024   13:49 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jagat media online beberapa waktu lalu digemparkan dengan viral nya kasus seorang ibu yang mencabuli anak laki lakinya yang berusia dua tahun di Tangerang Selatan. Sang ibu tega melakukan hal tidak senonoh terhadap buah hatinya atas permintaan teman online yang mengancam akan menyebarkan foto tanpa busana dirinya dan iming-iming uang sebesar 15 juta kepada pelaku. (Kompas.com, 3 Juni 2024)

Pada rabu, 31 Juli 2024, Meyta Irianti pemilik daycare Wenshen School Harjamukti Cimanggis, Depok yang sekaligus influencer parenting ditetapkan sebagai tersangka penganiayaan balita kota Depok. Korban adalah balita berusia 2 tahun dan 9 bulan. (Kompas.com, 2 Agustus 2024)

Tak kalah mengerikan lagi, kasus pedofilia. Tiga orang ditetapkan sebagai tersangka atas pencabulan di Panti Asuhan An-Nur Kunciran Indah Kota Tangerang. Tersangka bernama Sudirman (49) selaku ketua yayasan, Yusuf Bahtiar (30) tersangka yang sebelumnya juga korban tersangka Sudirman saat masih anak-anak, dan Yandi Supriyadi (28).

Bicara tentang pengasuhan anak tidak akan pernah ada habisnya.  Ilmu tentang pengasuhan sangatlah penting bagi kita baik yang belum menikah apalagi yang telah memiliki keluarga. Kita dituntut untuk terus menerus belajar tentang pengasuhan dari AL Quran, dan dari Rasulullah, para sahabat dan orang-orang saleh setelahnya. Ilmu ini sangatlah penting karena yang hendak kita bangun adalah sebuah peradaban manusia. Bagaimana membimbing anak salih dan salihah. Apalagi sekarang kasus bulian dan kriminalitas anak dimana-mana bahkan dengan cara yang di luar nalar kita. Agar kita bisa menyelesaikan semua permasalahan tersebut maka kita butuh rujukan, kita butuh nasihat, kita butuh bimbingan. 

Pelaku kekerasan bisa dari orang luar bahkan orang terdekat sang anak. Kekerasan pada anak karena anak dianggap makhluk yang lemah tidak ada daya, tidak ada tenaga, mereka dihajar, diseret, diperkosa, dipasung, dihancurkan mental nya sehancur hancurnya bahkan dibunuh. Menurut beberapa orang dewasa mendidik anak dengan kekerasan dianggap sebagai cara yang efektif untuk mendisiplinkan mereka.

Kenapa Bisa Terjadi?

Adanya penganiayaan anak saat ini sebenarnya adalah bagian dari rantai persoalan keluarga, rantai yang lainya banyak, bisa dari masalah sosial, ekonomi, dll. Masalah ini tidak bisa dipandang sebagai masalah penganiayaan semata akibat kontrol diri seseorang, tetapi ada beberapa hal yaitu:

Ide rusak dan merusak yaitu sekularisme atau pemisahan agama dari kehidupan. Ide ini secara sistematis telah diharuskan di berbagai lini kehidupan baik melalui sistem pendidikan, media, hingga sanksi. Cara pandang masyarakat yang telah terpengaruh ide ini akan memandang bahwa kebahagiaan dinilai dari capaian materi bukan lagi standar halal haram. Tak heran jika fitrah Ibu telah tercerabut sehingga rela melakukan hal biadab kepada anaknya yang masih balita karena iming-iming materi. 

Media dalam sistem sekuler kapitalis syarat akan porno aksi dan pornografi. Dua hal ini dianggap objek yang banyak diminati sehingga akan mendatangkan banyak keuntungan tanpa memperdulikan dampak buruk bagi generasi. Negara abai atas nama  kebebasan berperilaku dan berekspresi.

Kapitalisme sekularisme juga telah merusak tatanan rumah tangga. Sehingga membuat fungsi keluarga tidak berjalan dengan benar sehingga penjagaan dan perlindungan anak tidak terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun