Mohon tunggu...
Eka FebrianaSaputri
Eka FebrianaSaputri Mohon Tunggu... Penulis - Love yourself

tersenyum adalah hal termanis ketika dilakukan bersama.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jahatnya Jari Jemari di Media Sosial

2 Maret 2021   21:41 Diperbarui: 2 Maret 2021   22:56 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sosial Media adalah Media Online yang digunakan untuk berkomunikasi, mencari informasi, memudahkan akses untuk mengetahui aktivitas lain diluar sana dan lain sebagainya. Media Sosial yang biasanya menjadi perhatian publik ialah Youtube, Instagram ,Tiktok, Facebook, Twitter dan lain sebagainya. Dengan adanya media sosial semua orang bisa dengan mudahnya melihat, berkomentar dan menilai suatu unggahan baik itu foto, video atau yang lainnya.

Berdasarkan pengumuman Microsoft tingkat Kesopanan Negara Indonesia berada di urutan ke-29 dari 32 negara untuk tingkat kesopanan netizen se-Asia Tenggara. Berdasarkan data skor kesopanan Indonesia adalah 76 poin, 8 poin lebih besar dari tahun sebelumnya. Apabila poin semakin tinggi, maka tingkat kesopanannya sangat rendah.

Maraknya media sosial terutama saat situasi pandemi seperti ini menunjukkan perubahan-perubahan yang terjadi pada kepribadian seseorang. Misalnya seperti kurangnya rasa malu saat berinteraksi di sosial media, mengkritik setiap postingan seseorang dengan seenaknya sehingga merugikan dan menyakiti hati orang lain.

Hal ini seharusnya menjadi perhatian yang serius, karena tidak mencerminkan kepribadian Bangsa Indonesia sesuai dengan Semboyan dan Lambang Negara Indonesia. Mirisnya kritikan jahat tidak berkemanusiaan itu bisa menyebabkan seseorang bunuh diri karena tidak kuasa menahan pahitnya kritikan yang menimpa dirinya.

Kebebasan berpendapat, bersosial media seolah menjadi tameng mereka untuk menutupi tindakan buruk yang dilakukan. Bermuka dua tampak garang di sosmed padahal rapuh di Kenyataan. Seolah mudah mengkritik namun sulit untuk mengakui dan meminta maaf.  

Bukankah hal ini sudah tidak wajar? Seolah-olah manusia lupa memanusiakan manusia dan lupa kepada Tuhan.

Hal ini menggambarkan betapa mirisnya Penyalahgunaan dari sosial media yang terjadi pada saat pandemi ini. Saling mengkritik satu sama lain tanpa berpikir akibat dari kritikannya itu akan berdampak seperti apa.

Maka dari itu sudah seharusnya pemerintah dan generasi penerus bangsa serta seluruh masyarakat Indonesia saling bekerja sama untuk membangun Negara yang cerdas dalam menggunakan sosial media. Bisa dilakukan dengan cara mensosialisasikan seputar sosial media ataupun yang lainnya.

Selain itu, Kesadaran dari masing-masing pribadi sangatlah penting. Lebih baik menggunakan sosial media dengan bijak, damai dan penuh manfaat agar tidak ada kata saling benci membenci namun saling mendukung demi keutuhan dan persatuan Tanah Air Indonesia.

Eka Febriana Saputri

XII MIPA 6

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun