Namun, apakah bantuan dana dan fasilitas pendidikan menjadi faktor utama dalam mewujudkan sistem meritokrasi dalam dunia pendidikan di Indonesia?
Keberhasilan seseorang dalam dunia pendidikan faktanya tidak hanya dipengaruhi oleh faktor sarana dan prasarana sekolah. Beberapa faktor sosial pendukung juga diungkapkan oleh tokoh sosiologi.Â
Bowles dan Gintis menyatakan bahwa ada faktor lain yang menghambat siswa dari kelas ekonomi bawah tidak mampu bersaing dengan siswa kelas atas karena terdapat sponsored mobility.Â
Konsep sponsored mobility dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mendapatkan sesuatu dengan kualitas yang lebih baik seperti membeli buku dan masuk ke sekolah yang lebih baik.Â
Siswa kelas menengah ke atas didukung juga oleh social closure. Menurut Breen, social closure ditandai dengan siswa yang memiliki kapital sosial yang dapat lebih menunjang masa depan mereka seperti koneksi orang tua.
Terkait dengan masalah Kesehatan, siswa dengan tingkat ekonomi lemah seringkali mengalami kondisi kesehatan yang tidak menentu seperti kelaparan dan malnutrisi, yang berpengaruh pada tingkat kehadiran di sekolah.Â
Hal ini diungkapkan oleh Ramachandran dalam penelitiannya di India bahwa faktor kesehatan mempengaruhi aktivitas dan proses belajar di kela seperti kemampuan menyerap informasi.Â
Dengan demikian, sistem pendidikan belum memiliki pemerataan kesempatan terutama bagi siswa yang memiliki latar belakang ekonomi menengah ke atas. Â