Mohon tunggu...
Eka Hujaemah
Eka Hujaemah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa STAI RIYADUL JANNAH subang Smester 7

Jadilah diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Anak Usia Dini dalam Perspektif Pemikiran Kolot

19 September 2022   21:03 Diperbarui: 20 September 2022   12:40 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pernahkah kalian mendengar ucapan yang terlontar dari mulut para orang tua?


"Ngapain sekolah paud, dulu gak sekolah paud tapi tetep bisa baca ," begitu kira-kira. 

Terdengar benar, namun ada sedikit perbedaan mendalam yang dirasa tidak disadari dan  tanpa pemaknaan. Alangkah lebih baik jika tahu tentang pendidikan PAUD.

Sejarah singkat PAUD


Menilik dari sejarahnya pendidikan anak usia dini atau kita kenal dengan singkatan PAUD sudah ada sejak zaman Hindia-belanda. Waktu itu sang pelopor pendidikan PAUD yaitu Friedrich Wilhelm August Frobel dengan mendirikan lembaga yang bernama Kindergarten, di Kota Blankerburg, Jerman. Seiring berjalannya waktu pendidikan PAUD ini kemudian mendunia hingga pada masa Belanda di Indonesia. Pada waktu itu pemerintah Belanda merasakan kepentingan pendidikan bagi anak-anak bangsawan.

Masyarakat Indonesia waktu itu memang belum menyadari akan pentingnya pendidikan usia dini ini. Hingga pada masa kebangkitan Pergerakan Pemuda Budi Utomo 28 mei 1908,  Mereka menyadari akan pentingnya pendidikan usia dini ini.

Stop, pemikiran kolot


Anak butuh bimbingan, arahan, dan pendidikan. Pendidikan bagi anak usia dini bisa mencakup jenis pendidikan diantaranya pendidikan moral, etika, norma sosial, nasionalisme kebangsaan dan agama. Maka ketika mendengar tutur orangtua jaman dulu berkata jika PAUD tidak penting.

Sebetulnya sederhana kenapa orangtua jaman dulu berkata demikian. Bahwasanya hanya perbedaan zaman saja, dulu mereka hanya berfokus pada bagaimana menjalani hidup dengan keadaan seadanya bekerja seadanya dan tidak melihat perkembangan zaman sudah sejauh mana. Kebanyakan orangtua dahulu hanya mementingkan kekuatan fisik bukan bagaimana mendidika anak-anak mereka agar maju dan berkembang.

Jika ditelaah lagi, sebenarnya anak-anak zaman modern seperti sekarang lebih membutuhkan pendidikan sedini mungkin karena zaman yang akan mereka hadapi nanti semakin ketat. Jika tidak mampu bersaing maka tidak akan berkembang.

Generasi yang cerdas harus juga dibubuhi oleh pendidikan yang mumpuni. Tunas-tunas baru yang akan tumbuh harus dibekali sedini mungkin agar berkembang baik kedepan. Menurut Frobel, anak usia dini diibaratkan seperti tunas tumbuh-tumbuhan, masih memerlukan pemeliharaan dan perhatian sepenuhnya dari si "juru tanam". Bukan hanya sekedar pandai membaca dan menghitung melainkan agar tunas-tunas ini mampu beradaptasi dengan lingkungan lebih cepat. Sehingga tidak ragu untuk berkembang. Mengingat zaman yang akan mereka lalui yang akan semakin berkembang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun