Mohon tunggu...
Iswasta Eka
Iswasta Eka Mohon Tunggu... Dosen - Dosen PGSD Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Certified Instructor Hypnotherapy,baru mencoba menulis 7 buah buku, 5 HAKI. Menulis di mass media sejak 1980 tersebar di Surat kabar dan majalah nasional maupun lokal, Tulisan kolom maupun cerpen dalam bahasa Indonesia dan Jawa.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perubahan Pembelajaran Dampak Covid-19

20 Januari 2022   08:31 Diperbarui: 20 Januari 2022   08:32 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perubahan yang terjadi akibat pandemic covid 19 sangat memberikan tekanan atau kontraksi terhadap banyak aspek kehidupan, tidak terkecuali pada dunia pendidikan. Tekanan ini dapat dirasakan dan dilihat indikasinya dengan adanya regresi atau kemunduran minat dan semangat belajar siswa akibat perubahan yang mendasar dari perubahan tatap muka menjadi online. Pembelajaran on line yang berlangsung selama 2 tahun berubah  menjadi tatap muka kembali dengan penerapan prokes dan aturan lain yang ketat.

Perubahan-perubahan tersebut dibahasa dalam seminar sehari yang diadakan oleh PG PAUD UMP bekerjasama dengan IGB (Ikatan Guru Bustanul Athfal Aisyiyah) Kawedanan Jatilawang  hari Kamis tanggal 19 Januari 2022. Pelaksanaan seminar sehari diadakan di aula balai desa Rawalo dengan menghadirkan narasumber Bunda PAUD Kabupaten Banyumas (Erna Sulistyawati Ahmad Husen) dan dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto Herdian, M.Psi. Kedua narasumber menyampaikan pembelajaran daring dengan berbagai permasalahan dan kendalanya apalagi untuk tingkat pendidikan anak usia dini.

Menurut Erna Sulistyowati yang juga istri Bupati Banyumas bahwa pembelajaran dengan metode daring banyak sekali kesulitan yang dihadapi terutama untuk siswa PAUD. Kendala sinyal, kuota, kondisi ekonomi (untuk membeli kuota bahkan HP yang menunjang) dan juga kendala materi pembelajaran yang tidak maksimal untuk bisa disampaikan oleh guru dan terserap oleh siswa. Banyumas  yang sudah masuk ke level 1 PPKM, harus bangkit dari keterpurukan di semua sector,  termasuk sektor pendidikan terutama pendidikan anak usia dini yang menjadi pondasi penerus kita semua.

Keadaan tersebut tentu menuntut adanya penyesuaian dari guru agar proses mengembalikan minat,semangat, gaya belajar anak dapat berjalan secara nyaman dan tidak menyalahi aturan pemerintah khususnya protocol kesehatan. Guru dihadapkan kepada kondisi dimana satu sisi dituntut untuk menyelenggarakan pendidikan serta pembelajaran yang tetap bermutu. Pendidik di sisi lain sekaligus di dituntut melaksanakan pembelajaran agar sesuai dengan koridor atau aturan kesehatan yang diatur oleh pemerintah melalui protokol kesehatan.

Pembelajaran yang diharapkan adalah pembelajarn yang berkualitas dalam kondisi menjaga kesehatan saat pandemi belum usai. Salah satu alternatif untuk dapat menyasar dua sisi tersebut yaitu penyelenggaraan pembelajaran bermutu yang aman secara tinjauan kesehatan adalah dengan penguatan terlebih dahulu untuk para gurunya. Tuntutan apa yang dibutuhkan oleh anak didik tidak hanya dari sisi pembelajaran saja akan tetapi juga dari psikologi anak didik.

Perubahan pola pembelajaran beruntun yaitu offline (tatap muka kelas) ke online dan kemudian dari online ke offline (tatap muka kelas) kembali perlu banyak penyesuaian. Pada awal masa pandemik ini dunia pendidikan mengalami sebuah perubahan (transisi dan disrupsi) yang sangat signifikan yaitu dari model pembelajaran secara tatap muka langsung di ruang-ruang kelas beralih ke pembelajaran online dengan siswa tidak berada di kelas melainkan di rumah. Keadaan seperti ini sangat berdampak sekali bagi pendidikan khususnya pendidikan anak usia dini.

Perubahan pola pembelajaran secara rapid ini memungkinkan terciptanya pola kebiasaan yang baru bagi kebiasaan belajar anak, tingkat keaktivan, serta pola hidup secara umum yang baru bagi anak-anak atau siswa, yang mengindikasikan gejala kemunduran dalam semangat dan keaktivan belajar. Seiring berjalannya waktu, saat ini kondisi mulai membaik (PPKM level 2 dan level 1), sekolah mulai diperbolehkan melakukan pertemuan tatap muka akan tetapi masih dibatasi untuk jumlah siswanya dan dengan prokes ketat. Namun demikian ,proses belajar online yang lama (lebih dari setahun) menciptakan pola kebiasaan menetap yang baru bagi kebiasaan belajar anak, tingkat keaktivan, serta pola hidup secara umum yang baru bagi anak-anak atau siswa.

Narasumber kedua Herdian,M.Psi yang dosen UMP menyampaikan dampak dari pandemik covid-19 diantaranya sisi ekonomi misalnyabanyak kehilangan pekerjaan, bertambah angka pengangguran. Dampak dari sisi lingkungan seperti penutupan besar-besaran industri, bisnis, perjalanan global, pertanian. Dampak dari sisi psikologi seperti gangguan psikologi yang meliputi ketakutan akan kematian, kesepian dan keterasingan, kesedihan dan kecemasan, masa depan orang-orang yang dicintai. Dampak di sisi pendidikanpun sangat terasa. Transisi dari pembelajaran offline ke online banyak sekali kendala yang dialami terutama kesiapan baik dari guru, siswa dan orangtua.

Menurut Tatik Ariyati,M.Pd, dosen PG PAUD UMP sekaligus ketua tim pengabdian masyarakat dengan adanya seminar tersebut diharapkan pembelajaran  global efek covid mengharuskan kita belajar menembus batas waktu dengan secara digital. Generasi emas Indonesia 2045 hanya terwujud jika anak usia dini dapat layanan PAUD berkualitas. Tugas guru memaksimalkan pengajaran di masa post covid dengan memberikan pembelajaran yang dapat menstimulasi dan menyeluruh antar aspek perkembangan yang sesuai dengan karakteristik anak abad 21 (keterampilan anak abad 21 : komunikasi, memecahkan masalah, berpikir kritis, kreatif dan inovatif). Sosialisasi tentang program penyuluhan bagaimana membuat pembelajaran yang adaptif dan menyenangkan sebagai respon terhadap perubahan pola pembelajaran yang terjadi, sehingga sekolah atau guru dapat tetap menyelenggarakan interaksi edukatif dan pembelajaran yang menarik serta. mengembalikan minat, semangat belajar anak didik setelah anak didik melalui proses transisi yang cukup berat dari pembelajaran online menuju offline dengan pengetatan prokes dan lain-lain.

Diperlukan upaya menumbuhkan minat dan semangat siswa terhadap materi/pembelajaran online yang disajikan oleh guru selama masa awal pandemic, beralih menjadi pembelajaran tatap muka terbatas (terbatas jumlah siswa yang hadir dalam satu kelas dan terbatas pada jam kegiatan belajar mengajar di sekolah) salah satu caranya adalah dengan memberikan  pembelajaran yang adaptif dan menyenangkan sebagai respon terhadap perubahan pola pembelajaran, bisa dengan metode, media atau dengan pendekatan yang lebih menarik. Guru harus mempersiapkan diri dari sisi penyajian pembelajaran juga dari sisi pendekatan karena anak sudah lama belajar melalui daring yang dari sisi kualitas pastinya kurang dan dari sisi minat anak juga rendah. Oleh karena itu guru harus lebih mempersiapkan diri menghadapi anak didik yang mengalami kejenuhan, kebosanan dan tentunya minat dan semangat anak untuk belajar rendah.

Upaya untuk mengatasi hal tersebut di atas guru perlu penguatan kompetesi dalam mendampingi anak-anak pasca PPKM ketat, khususnya dilihat dari sisi psikologi dan pembelajaran. Guru perlu diberikan penyuluhan tentang bagaimana menghadapi anak-anak yang mengalami kebosanan dan rendahnya semangat anak untuk belajar. Penyelenggaraan  seminar yang bertemakan "Penguatan Kompetensi Pendidik Dalam Menghadapi Pembelajaran Di Era Post Covid" diharapkan dapat memberikan penguatan para guru untuk menghadapi anak didik yang mengalami kejenuhan selama PPKM ketat dimana semua aktivitas diharuskan di rumah atau di lingkungan keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun