Mohon tunggu...
Eis Agnes Zahrotul jannah
Eis Agnes Zahrotul jannah Mohon Tunggu... Guru - Selalu belajar

Saya adalah seorang mahasiswi sekaligus masih proses belajar dalam mengajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

24 November 2019   22:35 Diperbarui: 24 Juni 2021   22:11 3689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam masyarakat manapun kita bisa temui berbagai golongan masyarakat yang pada praktitknya terdapat perbedaan tingkat antara golongan satu dengan golongan lainnya. Adanya golongan yang berlapis---lapis inilah yang disebut stratifikasi sosial. 

Menurut Pitirin A. Sorokin menyatakan bahwa social stratificatiions adalah pembedaan penduduk kedalam kelas-kelas secara bertingkat (secara hierarkis).

Perwujudannya adalah adanya kelas-kelas tinggi dan kelas-kelas yang lebih rendah. Strata sosial terbagi menjadi 3 kelompok yaitu, strata tinggi, strata sedang , dan strata rendah. Pengelompokan strata ini didasarkan pada adanya suatu simbol yang di anggap berharga baik itu  harta, jabatan, ekonomi, politik, hukum, budaya, maupun dimensi yang lainnya.

Baca juga :Islam dan Stratifikasi Sosial dalam Masyarakat

Ada nya golongan-golongan yang timbul di masyarakat muncul karena adanya perbedaan status di dalamnya. Untuk menentukan stratifikasi sosial dapat diikuti dengan tiga metode : yang pertama, metode obyektif : stratifikasi ditenttukan berdasarkan kriteria yang obyektif, dapat dilihat dari tingginya pendidikan, jenis pekerjaan, jumlah pendapatan, dan yang lainnya.

Yang kedua, metode subyektif, dimana masyarakat digolongkan menurut pandangan anggota masyarakat yang menilainya sendiri dalam hierarki kedudukan dalam masyarakat. Yang ketiga, metode reputasi, masyarakat menentukan sendiri golongan-golongan man yang terdapat dalam masyarakat itu lalu mengidentifikasinya.

Ukuran atau kriteria  yang dijadikan dasar pembentukan pelapisan sosial diantaranya : yang pertama, ukuran kekayaan. Kekayaan dapat dijadikan tolak ukur penempatan anggota masyarakat kedalam lapisan-lapisan sosial yang ada barang siapa paling kaya maka ia termasuk pada lapisan teratas, sebaliknya barang siapa yang tidak punya kekayaan dia termasuk lapisan yang terendah.

Baca juga :Antara Stratifikasi Sosial dan Kasta, Samakah?

Yang kedua, ukuran kekuasaan dan wewenang. Seseorang yang mempunyai wewenang atau kekuasaan paling besar atau tinggi maka ia menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial pada masyarakat yang bersangkutan. 

Ukuran kekuasaan dan wewenang biasanya tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang mempunyai kekayaan dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang lain yang tidak mempunyai kekayaan.

Yang ketiga, ukuran kehormatan. Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Terutama pada masyarakat tradisional, biasnya mereka sangat menghormatinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun