Masih menjadi berudu yang liar dan berharap untuk hidup layak di dalam kubangan kesusastraan.
Waktu itu kau termenung di kelilingi air tuhan membasahi dunia
Di depan waralaba kau menunggu untuk pulang
Hingga akhirnya ku datang dengan segala senang
Di tengah hujan, kita berbincang
Kupayungi kepalamu yang setengah basah
Dengan wajah yang terhimpun segala resah.
Air pun meninggi semata kaki,
Kita berjalan di tengah genangan
Kau tertawa dengan lapang
Dengan guyonan ala jalanan.
Tepat di bulan desember 3 tahun lalu kita tak bersatu
Hanya kenangan selalu mengingatkanku
Tentang kejadian itu,
Dan tentang dirimu.
Tertanda, aku! Sang serpihan kenangan yang amat pilu.
muhreza, 17 april 2018.