Mohon tunggu...
Egy Fachriansyah
Egy Fachriansyah Mohon Tunggu... Freelancer - cuma orang biasa

Kadang hanya lurus kadang pula berliku-liku, itu lah jalan. terpenting saya tau kemana tujuan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ular Sanca dan Janda Wangimekar

8 November 2020   13:08 Diperbarui: 8 November 2020   13:16 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sanca setengah marah saat bercerita tentang orang-orang desa wangimekar yang sudah tidak perduli dengan lingkungan sekitar sudah beberapa tahun belakangan ini, aneh biasanya orang kampung lebih perduli dengan lingkungan, dibanding orang komplek yang katanya cuek terhadap tetangga. 

Beberapa hari yang lalu dia melihat ular yang cukup besar mungkin seukuran paha Ade Rai binaragawan terkenal itu katanya, ular itu masuk ke gorong-gorong sekitar desa Wangimekar lebih tepatnya dekat samping warung kopi miliknya. 

Tapi orang-orang tidak perduli sedikitpun saat dia mengajak mereka untuk membongkar gorong-gorong tersebut dengan alasan meraka tidak melihat, bagaimana melihat ngobrol sama tetangga samping saja mereka sudah jarang, seolah-olah apa yang dilihat Sanca omong kosong.

"orang sini hanya tau tentang uang, uang dan uang"

"mana mau jika harus kerja bakti mencari ular yang mereka tidak lihat itu"  sangking kesalnya dia sampai lupa bahwa rokok yang dia hisap dari tadi belum belum terbakar. Setelah membakar rokoknya dia izin membuat kopi hitam, kenapa harus izin kan dia yang punya tempat kopi, ya begitu lah namanya orang salah tingkah.

Bintang bintang masih berkumpul di langit malam, suara ayam malam hari kalah merdu dari seruputan kopi dan hisapan rokok Sanca, dia ingin warga sekitar kembali seperti dulu mengadakan kerja bakti apalagi ular yang dilihatnya ini cukup besar dan bisa membahayakan warga sekitar lanjut ceritanya, dia sudah memberi tahu pak RT tapi tidak digagas, ya memang pak RT tidak terlalu perduli dengan ular yang diceritakan kecuali ular miliknya, sedangkan  janda yang tinggal disebrang warungnya menanggapi,

"aku harap ular itu mau masuk rumahku malam hari,

"aku ingin lihat seberapa besar  ular itu, terakhir aku lihat ular milik pacar anakku "

Janda itu bodoh dan gak nyambung kalo di ajak bicara setelah mencontohkan tanggapan janda tentang ular itu kepadanya, tapi hanya dia yang menanggapi tentang ular itu dibanding warga sekitar. Sanca tidak paham bahwa janda itu mencoba menggodanya, maklum saja sanca bujang lapuk yang sudah dilangkahi adik --adik perempuannya. Entahlah apa janda itu bukan seleranya jadi dia enggan meladeni hal tersebut, apa jangan-jangan Sanca lebih tertarik dengan bini orang, dulu dia pernah bilang nafsu betul kalo melihat Gisella bekas kembang desa pas saat memiliki suami, mungkin kalo janda itu adalah Gisella dia akan meladeninya.

" gua harus bikin warga Wangimekar geger.

"Buat saja pengumuman hadiah untuk orang yang bisa menemukan ular itu hidup hidup"

"Orang sini kan baru perduli kalo ada duitnya"  Sanca mengide seperti itu sambil menyabuti rambut jenggotnya dengan uang recehan. Benar saja setelah beberapa hari ketika  mampir ketempat kopinya itu lagi, Sanca sedang meladeni telepon entah dari siapa.

"iyaa benar ada hadiah untuk warga yang menangkap ular besar itu"

"kamu harus kerja sama dengan warga sekitar, bahaya kalau sendiri" dia menutup telepon tersebut sambil hanya menggelengkan kepala dan menanyakan pesanan saya. Tak lama janda itu datang, memberi info bahwa besok warga sekitar akan mencari keberadaan ular itu di-gorong gorong yang tak pernah dibersihkan.

" Sanca tadi malam kata RT besok hari minggu warga akan mencari ular bersama-sama" sambil menarik ciki-ciki yang tergantung di dekatnya.

"lu ikut nyari juga gak katanya mau lihat?"

"gak ahh, gua udah liat ulernya tadi malam gede banget haha" Sanca hanya mengangguk-nganggukan kepalanya lalu terdiam memikirkan suatu entah soal uler yang mana.

Minggu pagi warga sekitar bersama-sama membersihkan gorong-gorong tapi hanya Sanca yang kurang bersemangat, dia sedang menimbang-nimbang alasan apa ketika orang orang menemukan ular dan menelpon orang misterius pemberi hadiah yang sebenarnya adalah dirinya. 

Walaupun orang tidak tahu itu ulahnya tetap saja membuatnya kepikiran. Sementara ibu-ibu menyiapkan makan dan minuman, anak anak kecil yang penasaran disuruh mundur oleh pemuda desa Wangimekar. pak RT memberi intruksi kepada orang-orang yang sebenarnya tidak begitu perduli dengannya, orang orang mengenalnya RT gila pecinta Janda, dua dari tiga istrinya adalah janda kaya makannya dia tidak perduli dengan jabatannya yang RT saja. 

Salah satu warga tiba-tiba berteriak melihat buntut ular itu setelah membongkar gorong-gorong, semua warga berlarian melihat ketempat tersebut, ular itu berlari ke arah gorong-gorong dekat warung Sanca, ada Sanca dan janda itu yang sedang melongok mencari ular didekat warung tersebut. 

Janda itu langsung berteriak dan reflek mencekram ular milik Sanca yang berdiri disampingnya, saat ular itu nongol dari gorong-gorong yang hampir mematuk wajahnya.

"whaaaah Sancaaaaaaaa, ularnya betulan bangsattttttttt" kata janda itu membuat sebagian warga tertawa karena melihat tangan janda itu mencengkram ular milik Sanca, tapi sebagian lagi serius mengejar ular beneran tersebut.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun