Mohon tunggu...
Egi Agustian Rahmat Sukendar
Egi Agustian Rahmat Sukendar Mohon Tunggu... Freelancer - Alumni INDEF School of Political Economy and Finance Jakarta

Izinkan hati dan akal memantik realitas sosial dalam bentuk sebuah karya sederhana

Selanjutnya

Tutup

Financial

Baru Gajian, Yuk Tentukan Rencana Keuangan yang Terukur!

2 Desember 2019   06:00 Diperbarui: 2 Desember 2019   06:05 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemudian cara perhitungan besaran dana yang harus dikeluarkan setiap bulan, sama dengan rumus yang di atas. Yang membedakan adalah persentasenya, jika tujuannya untuk menikah atau membeli kendaraan dalam jangka waktu 2 tahun ke depan, rasionya harus lebih besar sekitar 15- 30 persen dari total pendapatan rutin bulanan.

3. Rencana Keuangan Jangka Panjang

Rencana keuangan jangka panjang adalah merupakan proses perencanaan yang wajib dipenuhi dalam waktu lebih dari 5 tahun. Contonhya adalah dana masa tua (pensiun), dana pendidikan anak dan lain sebagainya. Rencana tersebut dapat dipenuhi dengan produk -- produk investasi yang agresif seperti rexadana saham, saham, dan lain sebagainya.

Berdasarkan tiga time horizone di atas secara garis besar alokasi keuangan pendapatan rutin bulanan meliputi tabungan dana darurat atau hura- hura, tabungan investasi, tabungan dana sosial, tabungan cashflow (living cost). Penulis menyarankan persentase keuangan untuk investasi lebih besar ketimbang yang konsumtif, kemudian dalam menentukan keperluan pokok rutin bulanan sebaiknya mengikuti sisa dari persentase investasi.

Artinya paradigma yang dibangun adalah dahulukan investasi daripada konsumsi, karena risiko dari mengakhirkan alokasi keuangan untuk investasi akan terjebak pada income middle trap.  

Nah, cara menghitung rasio- rasio tabungan di atas itu bisa menggunakan rumus, minimal 15% dari total pendapatan bulanan (artinya persentasenya lebih bagus lebih dari 15 persen), di mana jumlah tabungan tersebut harus sejumlah 6 kali dari total pendapatan rutin bulanan. Dan rumus rasio tabungan hura- hura (konsumtif) sama dengan tabungan dana darurat, hanya saja persentasenya maksimal 15 persen dari pendapatan rutin. Contoh kasus: Alan setiap bulan mendapatkan pendapatan rutin organik dari perusahaan PT Insyallah Berkah sejumlah 4.000.000. 

Perhitungan:

  • Rasio Tabungan Dana Darurat

maka perhitungannya (minimal) 15% X 4.000.000 = Rp. 600.000, jadi setiap bulan Alan harus menabung dana darurat 600,000. Dengan volume menabung sebanyak 40 kali yang dihasilkan dari perhitungan 4.000.000 X 6 = 24.000.000, kemudian 24.000.000 dibagi 600.000 = 40 kali.          

  • Rasio Tabungan Sosial

maka perhitungannya 2.5% (minimal) X 4.000.000 = Rp.100.000, jadi setiap bulan Alan memiliki kesanggupan minimal untuk mengeluarkan dana sosial sebesar 100,000 setiap bulan.  

maka perhitungannya 20% X 4.000.000 = Rp. 800.000, jadi setiap bulan Alan alokasi untuk investasi sebesar 800.000. dan untuk alokasinya bisa untuk investasi jangka menengah ataupun jangka panjang, bergantung dari fokus rencana keuangan yang menjadi targetnya.

  • Rasio Tabungan Hura- hura

maka perhitungannya 10% X 4.000.000 = Rp. 400.000, jadi setiap bulan Alan dana maksimal untuk hura -- hura sebanyak 400.000.

  • Menentukan alokasi keperluan rutin bulanan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun