Mohon tunggu...
Ega Wiguna
Ega Wiguna Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Sastra || @sastra.wiguna_

Memberikan kebermanfaatan untuk masyarakat banyak

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Kenaikan Harga Musiman, Seakan Melengkapi Beban Masyarakat Selama Pandemi Melanda

29 April 2020   11:13 Diperbarui: 29 April 2020   11:21 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
data yang didapat dari responden (diolah penulis)

Tidak dapat dipungkiri, kondisi musiman saat datangnya bulan puasa, selalu memicu inflasi bahan makanan setiap tahun.

Bedanya, pada ramadhan kali ini, kedatangan inflasi seakan melengkapi beban yang harus ditanggung masyarakat selama masa pandemi. Bagaimana tidak, di tengah pendapatan dan simpanan yang semakin berkurang, bahkan menuju titik kritis, masyarakat terpaksa harus membeli bahan makanan yang lebih mahal dari sebelumnya. Dengan kondisi uang yang terbatas, pilihannya adalah tetap membeli bahan makanan yang sama namun dengan jumlah yang lebih sedikit, atau mencari alternatif bahan makanan lain, untuk menu masakan yang lebih sederhana.

Oh iya... by the way, sudah pada tahu belum sih apa itu inflasi?

Menurut Bank Indonesia, Inflasi adalah istilah untuk fenomena naiknya harga barang di masyarakat. Namun titik tekannya berada pada "fenomena" atas proses yang terjadi terus-menerus, bukan dilihat pada "naiknya harga barang" yang cuma sekali.

Ada berbagai faktor yang menyebabkannya, mulai dari konsumsi masyarakat yang memang meningkat (sehingga permintaan lebih tinggi dari penawaran); bisa juga karena proses distribusi yang kurang lancar (misalnya dampak kebijakan PSBB); atau adanya faktor alam yang menyebakan gagal panen (sehingga barangnya langka), dan alasan lainnya.

Sebagaimana diungkap di awal tulisan, pada bulan Ramadhan seperti ini, komponen inflasi yang sudah biasa mengalami kenaikan adalah volatile food (kelompok bahan makanan pokok).

Di Tasikmalaya sendiri, berdasarkan laporan dari Tim Pengendalian Inflasi Daerah dan Bank Indonesia (sebagaimana dilansir dalam tribunjabar.id), secara historis  inflasi bulanan saat ramadhan dan Idul Fitri biasanya meningkat kisaran 0,5-0,8%.

Nah, jika melihat kondisi pasar, untuk tahun ini pun kemungkinan demikian. Namun jika melihat data dari hasil wawancara dengan beberapa pedagang dan pembeli di Pasar Cikurubuk ((kebetulan deket rumah)), kenaikannya tidak akan sebesar  tahun lalu.

Mungkin karena efek Corona juga sih (uang yang dimiliki masyarakat terbatas), jadi meskipun permintaan beberapa bahan pangan memang mengalami peningkatan, namun tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya. Diduga, kenaikan yang terjadi untuk beberapa bahan makanan kali ini justru lebih didominasi oleh faktor alam, seperti gagal panen. Sehingga menimbulkaan kelangkaan.

Langsung saja, berikut ini merupakan daftar harga bahan makanan di Pasar Cikurubuk (per kilo), Kota Tasikmalaya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun