Mohon tunggu...
ega nur fadillah
ega nur fadillah Mohon Tunggu... Mahasiswi -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perkembangan Pemikiran dalam Akhlak Islam

4 Desember 2018   22:03 Diperbarui: 4 Desember 2018   22:12 2037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dapat dipahami bahwa bangsa Arab sebelum islam telah memiliki pemikiran yang minimal dalam bidang akhlak, dan  belum sebanding dengan kata-kata hikmah dari filosof-filosof Yunani kuno. Memang pada saat itu dari kalangan bangsa Arab belum diketahui adanya para ahli filsafat dan aliran-alirannya. Hanya ada orang-orang arif bijaksana dan ahli-ahli syair yang menganjurkan untuk berbuat kebaikan dan melarang berbuat keburukan.

Setelah agama islam datang, munculah keyakinan bahwa Allah adalah sumber dari sagala sesuatu yang ada di dunia ini. Semua yang ada dilangit dan di bumi adalah ciptaan sang Khalikul Alam.

  • FASE ISLAM

Islam datang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw.,islam menerima setiap kebiasaan terpuji yang terdapat pada bangsa Arab serta menolak semua yang dianggap jelek (menurut petunjuk wahyu, yaitu Al-quran dan As-sunnah). Islam membawa akhlak mulia yang menjadi dasar kebaikan hidup umat manusia dan alam seluruhnya. Pemikiran bangsa Arab setelah Al-quran turun dari segi akhlak menjadi luas dan berkembang, juga lebih jelas arah dan sasarannya. Mereka telah diberi nikmat (islam) oleh Allah, mereka juga mamapu dalam menulis syair-syair dan karya tulis sastra yang mendidik melalui kata-katanya yang hikmah dan terdapat pesan-pesan yang berkaitan dangan akhlak-akhlak yang sifatnya praktis.

Di kalangan bangsa Arab, sedikit sekali orang yang mempelajari akhlak secara ilmiah meskipun mereka telah maju dalam lapangan pengetahuan. Itu karena mereka merasa cukup dengan ajaran akhlak dari agama  dan tidak butuh dengan pembahasan ilmiah. Abu Nashr Al-Faraby dan Abu 'Ali bin Sina mempelajari akhlak sacara ilmiah juga mempelajari filsafat Yunani, sehingga dalam ajaran mereka tentang akhlak terdapat alam pikiran Yunani. Pembahasan akhlak terbesar di kalangan Arab adalah Ibnu Miskawaih dalam kitabnya Tadzibul Akhlak wa-Tathhirul 'Araq, yang membahas campuran akhlak secara ilmiah dengan ajaran-ajaran Plato, Aristo, Galinus, dan ajaran-ajaran islam.

Abah Ibnu Thiby telah memadukan antara takwa kepada Allah dengan bakti kepada orang tua dalam hal kebaikan. Hanya saja dalam tuntunan wahyu ada koreksinya, yaitu Nabi melarang orang tunduk kepada makhluk sesamanya.

  • FASE ABAD PERTENGAHAN

Eropa mulailah bangkitnya pada babak kedua abad xv dan para ahli menghidup-hidupkan kembali filsafat Yunani. Para ahli angkatan baru waktu itu mengeritik dan memperluas penyelidikan tentang masalah-masalah akhlak (etika) itu berdasarkan persoalan ilmu-ilmu lain yang telah ditemukan orang, seperti ilmu jiwa dan ilmu kemasyarakatan, Mereka cenderung kepada kenyataan, bukan kepada khayal. Pandangan baru ini menimbulkan perubahan dalam nilai keutamaan. Perhatian orang mulai tertuju kepada pentingnya dilakukan perhatian tentang pemuda, wanita dan anak-anak dalam susunan memasyarakatan. Telah mencapai sukses dalam menetapkan hak dan kewajiban.

Ilmu filsafat,termasuk didalamnya ilmu akhlak, waktu itu di Eropa pada abad-abad pertengahan, sangat tertekan, sebab gereja memusuhi filsafat Yunani dan Romawi dan menentang penyebaran ilmu dan kenegaraan. Gereja percaya bahwa hakikat kebenaran itu wahyu yang tidak  mungkin salah lagi. Wahyu hanya membolehkan orang berfilsafat dalam batas-batas tertenttu, sekadar memperkuat kepercayaan-kepercayaan keagamaan.

Di Eropa terjadi konfrontasi antara filsafat dan gereja. Gereja pada waktu itu memerangi filsafat  Yunani dan Romawi, dan menentang penyiaran ilmu dan kebudayaan kuno. Gereja berkeyakinan bahwa kenyataan hakikat telah diterima dari wahyu. Namun diantara golongan gereja ada juga yang menerima percikan filsafat selama tidak bertentangan dengan ajaran gereja.

Inilah yang menciptakan suasana dimana filsafat akhlak yang lahir pada masa itu merupakan perpaduan antara ajaran Yunani dengan ajaran Nasrani. Pemuka-pemukanya yang termasyhur adalah  Abelard  (1079-1142) dan Thomas Aquinas (1226-1274).

Kemudian datang Shakespeare dan Hetzenner yang menyatakan adanya perasaan naluri pada manusia dapat digunakan untuk membedakan baik dan buruk.

  • FASE MODERN

Periode modern dimulai dari tahun 1800 sampai fase kita sekarang, merupakan zaman kebangkitan umat islam. Ditandai dengan jatuhnya Mesir ke tangan Barat menginsyafkan dunia islam akan kelemahannya dan menyadarkan umat islam bahwa di Barat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun