Mohon tunggu...
ega nur fadillah
ega nur fadillah Mohon Tunggu... Mahasiswi -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Muhkan dan Mutasyabbih

22 November 2018   08:30 Diperbarui: 22 November 2018   08:44 1950
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Keberadaan mutasyabihat mempermudah orang menghafal dan memelihara al-Qur'an. Sebab, setiap kalimat yang mengandung banyak penafsiranyang berakibat kepada ketidakjelasan akan menunjuk bnayak makna yang lebih dari pengertian yang dipahami dari kalimat asal.

 Sekiranya mkan-makna sekunder yang banyak ini diungkapkan dengan lafal-lafal secara langsung niscaya al-Qur'an menjadi berjilid-jilid yang besar. Hal ini tentunya  menyulitkan untuk menghafal dan memeliharanya.

Terkandungnya ayat-ayat muhkamat dan mutasyabihat dalam al-Qur'an memaksa orang yang menelitinya untuk menggunakan argumen-argumen akal. Dengan demikian ia bebas dari kegelapan taqlid. Hal ini merupakan indikasi atas kedudukan akal dan keabsahan memperpeganginya. Sekiranya al-Qur'an seluruhnya muhkam niscaya tidak memerlukan argumen-argumenakal dan tetaplah akal terabaikan.

Sebenarnya keterangan al-Zarqani di atas dapat diterapkan dalam konteks pendapatnya yang mengelpmpokkan ayat-ayat mutasyabihat kepada tiga kategori,yaitu ayat-ayat yang maksudnya hanya diketahui oleh Allah, ayat-ayat yang dapat dipahami oleh semua orang, dan ayat-ayat yang hanya dapat dipahami oleh ulama tertentu. 

Sebab, sebagian hikmah yang disebutkan al-Zarqani menunjukkan bahwa ayat-ayat mutasyabihat sebagiannya memang tidak mungkin dipahami oleh manusia, yaitu pada butir 1, 2, 3, dan 4. Adapun penerapannya dalam konteks pendapat Rasyid Ridha, Subhi Shalih  dan beberapa ulama lainnya yang memandang ayat-ayat mutasyabihat dapat dipahami oleh manusia tanpa pengcualian, maka hanya butir 5dan 6 yang dapat digabungkan kepada empat hikmah yang dikemukakan al-Suyuthi sebelumnya. Inilah sebagian hikmah yang dikemukakan para ulama sehubungan dengan dengan keberadaan ayat-ayat mutasyabihat dalam al-Quran.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Al-Qur'an, kalam Tuhan yang dijadikan sbeagai pedoman dalam setiap aspek kehidupan umat islam, tentunya harus dipahami secara mendalam. Pemahaman Al-Qur'an dapat diperoleh dengan mendalami atau menguasai ilmu-ilmu yang tercangkup dalam Ulumul Qur'an. Dan menjadi salah satu bagian dari cabang keilmuan ulumul qur'an adalah ilmu yang membahas tentang Muhkam Mutasyabih ayat.

Sehubungan dengan persoalan ini, Ibn Habib An-Naisabari pernah mengemukakan tiga pendapat mengenai kaitan ayat-ayat Al-Qur'an terhadap muhkam-mutasyabih.

Pertama, seluruh ayat al-Qur'an adalah muhkam berdasarkan firman Allah dalam QS.Hud : 1

Kedua, seluruh ayat al-Qur'an adalah mutasyabih berdasarkan firman Allah dalam QS.Az-Zumar : 39

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun