Mohon tunggu...
ega nur fadillah
ega nur fadillah Mohon Tunggu... Mahasiswi -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Muhkan dan Mutasyabbih

22 November 2018   08:30 Diperbarui: 22 November 2018   08:44 1950
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Muhkam ialah ayat yang tunjukkan maknanya kuat,yaitu lafal nash dan lafal zahir. Mutasyabib ialah ayat yang tunjukkan maknanyatidak kuat, yaitu lafal mujmal,muawwal, dan musykil. Pendapat ini dibangsakan kepada Imam al-Razi dan banyak peneliti yang memilihnya.

Sesudah mengemukakan berbagai definisi ini, Al-Zarqani berkomentar bahwa definisi-definisi ini tidak bertentangan. Bahkan diantaranya terdapat persamaan dandan kedekatan makna.namun, menurut dia pendapat Imam al-Razi lebih jelas karena masalah ihkam dan tasyabub sebenarnya kembali kepada persoalan jelas atau tidaknya makna yang di maksud Allah dari kalam yang diturunkan-Nya. 

Dari sudut ini,definisi yang dikemukakan Imam Al-Razi merupakan definisi yang jami'(mencakup person-personnya) dan mani'(menolak segala yang diluar person-personnya). 

Dengan definsi ini,tidak akan masuk kepada muhkam ayat atau lafadz yang makna nya tersmbunyi dan tidak masuk kepada mutasyabib ayat atau lafadz yang maknanya jelas.

Memang definisi yang dipilih Al-zarqani ini tampak lebih jelas dan lengkap dari definisi-definisi lainya. Disamping alasan yang dikemukakan Al-zarqani tadi, dapat ditambahkan bahwa kata "kuat" yang diterjemahkan dari kata rajibah dalam definisi muhkam, dan kata "tidak kuat" yang diterjemahkan dari kata "gbair rajibab" dalam definisi mutasyabib sangat tepat penggunaanya dalam definisi yang dikemukakan Al-razi. Sebab, asal arti lajib sendiri 'berat'. 

Sesuatu yang dipandang berat dari timbangan berarti lebh berat dari lainya sekalipun yang lain itu jelas mempunyai berat. Dengan demikian pengguanaan kata "rajibab" dalam definisi AL-razi lebih akurat dari kata "wadbib" dalam definisi Al-thibi. Suatu ayat atau lafadz dapat mempunyai beberapa makna yang wadbib (jelas), tetapi maknanya yang rajib dalam konteks tertentu hanya satu.

Dari uraian-uraian diatas, dapat diketahui dua hal penting. Pertama, dalam membicarakan muhkam tidak ada kesulitan. Muhkam adalah ayat yang jela atau rjib maknanya. 

Kedua, pembicaraan tentang mutasyabib menimbulkan masalah yang perlu dibahas lebih lanjut. Apa sumber yang melahirkan mutasyabib, berapa macam mutasyabib dan bagaimana sikap ulama' dalam menghadapinya.

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa sumber tasyabub atau mutasyabib adalah ketersembunyian maksud Allah dari kalam-Nya. Secara rinci, dapat dikatakan bahwa ketersembunyianya itu bisa kembali kepada lafadz atau kepada makna atau kepada lafal dan makna sekaligus.

Kemudian,menurut Al-zarqani ayat-ayat Mutasyabib dapat dibagi menjadai tiga macam:

  • Ayat-ayat yang seluruh manusia tidak dapat sampai kepada maksudnya, seperti pengetahuan tentang zat Allah dan hakikat sifat-sifat-Nya, pengetahuan tentang waktu kiamat dan hal-hal ghoib lainya. Allah berfirman:

"dan pada sisi Allah lah kunci-kunci semua yang ghoib kat ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri...." (Qs. Al-an'am (6):59)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun