Mohon tunggu...
Ega Nur Fadillah
Ega Nur Fadillah Mohon Tunggu... Atlet - English Department IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Memorable Events In My Life

9 Mei 2019   08:18 Diperbarui: 10 Mei 2019   06:48 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tanggal 29 April 2019, saya mengikuti kejuaraan bergengsi Pencak Silat Sumedang Larang Open Championship (SLOC) Se-Asia Open di Sumedang. 

Satu bulan sebelumnya, saya berlatih lebih intensif dan sungguh-sungguh. Saya harus berlatih lebih keras karena di pertandingan sebelumnya saya dikalahkan oleh lawanku dan mentalitas diriku sendiri. 

Memang pertandingan kemarin adalah pengalaman pertama saya dan pelajaran yang cukup besar. Saat itu, aku hanya terlalu fokus pada teknik dipertandingan, tanpa melatih mental juga. 

Awalnya, saya berani, tetapi setelah melihat arena dan lawan-lawan yang kainnya, saya langsung demam dan nervous. Perasaan gugup akhirnya menghilangkan semua materi tentang teknik yang telah saya pelajari. 

Kali ini, selain mempelajari teknik-teknik, saya juga harus dapat memperkuat mentalitas saya dan juga belajar taktik. Saya selalu berlatih dengan tekun, bahkan saya meminta kepada pelatih untuk melatih saya setiap hari sebelum minggu pertandingan dimulai. 

Banyak teman saya mengeluh karena lelah, tetapi saya bersikeras untuk terus berlatih, saya juga selalu seimbang dengan selalu menjaga kesehatan saya.

Ketika saya hendak pergi ke Sumedang, ayah saya kambuh dari sakitnya dan harus dibawa ke rumah sakit dan dirawat. Dengan berat hati saya berangkat ke Sumedang pada saat itu juga. 

Saya merasa bersalah kepada ayah saya, karena saya tidak membantu dan menjenguknya di rumah sakit. Bahkan aku tidak bisa mengatakan apa-apa. Aku merasa sedih dan bersalah. 

Saya hanya bisa meminta maaf kepada ayah saya melalui whatsaap, dan ayah saya memaklumi itu danmendoa'akan saya agar menjadi yang terbaik dalam pertandingan ini. 

Aku menangis, mengingat kondisi ayah di rumah sakit, tapi dengan egoisnya saya malah berada di sini. Pikiran saya kacau dan tidak pasti, kemudian teman saya mengatakan kepada saya untuk beristirahat saja. 

Sehari sebelum pertandingan, saya dan teman-teman berlatih sedikit hanya untuk relaksasi otot dan mengingat teknik-teknik yang sudah di pelajari. Aku sangat bersemangat kali ini, aku ingat motivasi-motivasi dari bapak saya dan saya harus bisa menunjukkan yang terbaik.

Saya mendapat giliran terakhir di antara teman-teman saya yang lainnya. Saya bahkan menjadi seorang official untuk teman-teman saya agar bisa melihat arena sebelum bertanding. 

Banyak teman yang perempuan saya adalah pemula dan akhirnya mereka semua gagal. Aku tahu mereka mungkin seperti saya kemarin, pengalaman pertama mungkin gagal tapi kemudian harus berhasil. 

Saya melakukan pemanasan dan peregangan otot sebelum pertandingan, saya berdoa dan mengingat bapak saya yang sedang sakit. Saya menangis dan berdoa lagi. Saya berambisi pertandingan ini  semua untuk ayah saya.

Saya meneriakkan suara dengan keras dan optimis bahwa saya harus bisa menunjukkam yang terbaik. Pelatih dan teman-teman saya tanpa henti mendukung saya dan mendoakan saya. 

Mereka sangat yakin kalau saya bisa, dan saya lebih bersemangat. Pertandingan pertama, lawan saya terlambat memasuki arena akhirnya dia harus didiskualifikasi, saya sangat senang karena dengan ini saya bisa langsung memasuki babak final. Tidak lama ini giliran saya bertanding untuk babak final. 

Seluruh doa, motivasi dan bayangan dari wajah ayah saya tampaknya mengalir dalam tubuh saya. Seolah-olah tidak ada rasa gugup dalam diri saya. Pertandingan yang saya rasa sangat singkat akhirnya dimenangkan oleh saya. 

Bahkan seluruh juri mengangkat bendera  berwarna biru, karena pada saat itu saya berada di sudut biru, dan wasit mengangkat tangan saya. Saya segera bersujud syukur dan selalu memanggil nama ayah dalam benak saya.

"Ya, ini semua untuk ayah saya ", lalu  diberikan medali emas oleh juri. Semua teman-teman memeluk saya erat-erat, saya sangat bahagia, dan ini adalah pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan. Saya sangat berterima kasih senang akhrinya saya bisa menunjukkan yang terbaik di sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun