Mohon tunggu...
Ega Edva
Ega Edva Mohon Tunggu... Guru - Blog Pribadi

Dengan belajar kau bisa mengajar, dengan mengajar kau bisa faham Special Education🌟

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tidak Perawan Bukan Perempuan Baik?

14 Desember 2018   20:08 Diperbarui: 14 Desember 2018   21:19 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelumnya mari bersama-sama mengecek KBBI, sebenarnya apa definisi dari perawan :

perawan/pe*ra*wan/ :

1 n anak perempuan yang sudah patut kawin; anak dara; gadis;

2 a belum pernah bersetubuh dengan laki-laki; masih murni (tentang anak perempuan): meskipun umurnya 30 tahun, ia masih --;

keperawanan/ke*pe*ra*wan*an/ n perihal perawan; kesucian (kemurnian) seorang gadis; kegadisan

Fokus pada poin nomer dua, Perawan adalah seseorang yang belum pernah bersetubuh dengan laki-laki, seseorang yang belum pernah bersetubuh dengan laki-laki sebelum menikah dikatakan suci, bukankah begitu? Lalu pertanyaannya, apakah kita tahu kalau perempuan tersebut pernah bersetubuh dengan laki-laki lain atau tidak, apakah kita dapat serta merta mengetahui masa lalu seseorang? atau kita malah menuduh dan menuding satu arah?

Baik, apa sih sebenarnya indikator dari masyarakat sebagai persyaratan seseorang dikatakan perawan? Kebanyakan dari masyarakat mengatakan kalau ketika malam pertama berdarah itu bertanda seseorang tersebut perawan, tidak pernah melakukan zina, masih suci, dan betapa beruntungnya suaminya karena telah mendapati sang istri dalam keadaan perawan. Bukahkah seperti itu yang biasa dikatakan orang-orang, termasuk kalian?

Sebenarnya sedikit lucu, ketika konstruksi budaya dan pemahaman tersebut sudah mengakar. Maka maha benar kalimat tersebut dengan segala kesalahpahaman didalamnya. Sebenarnya secara kedokteran,ketika perempuan ini mengalami pendarahan saat malam pertama, hal ini disebabkan karena robeknya selaput darah yang ada di vagina.

Lalu bagaimana dengan seseorang yang memang terlahir tanpa adanya selaput darah, atau selaput darahnya hilang karena kecelakaan, apakah langsung menuding kalau perempuan tersebut sudah tidak perawan lagi? Apakah perempuan tersebut bukan perempuan baik-baik? Apakah perempuan tersebut tidak bermoral dan tidak layak djadikan sebagai seorang istri?

Berikut berbagai macam pendapat yang telah didapatkan dari beberapa narasumber tentang pandangan ketika memiliki istri yang tidak perawan, ada yang mengatakan bahwasannya kekeuh tidak mau menikah dengan perempuan yang sudah tidak perawan, ada lagi yang mengatakan kalau baru tahu kalau dia tidak perawan saat sudah menikah mending cerai saja, selain itu ada yang mengatakan kalau tidak masalah tidak perawan, bodo amat dengan keperawanan toh sekarang dia juga sudah menjadi milik saya, bahkan ada yang mengatakan kualitas dan kelanggengan hubungan dan ikatan pernikahan tidak dapat diukur dari perawan atau tidak perawan seorang istri, tapi seberapa besar kekuatan ikatan perasaan yang mereka miliki saat ini.

Saya sangat setuju dengan pendapat terakhir, karena pernikahan bukan melulu tentang hubungan seksual, tapi tujuannya adalah mencari seorang pendamping hidup yang akan berjuang bersama, melahirkan keturunan yang akan membawa banyak perubahan dunia, dan menjadi keluarga yang sakinah mawaddah dan warahmah. Ketika pernikahan hanya ingin mengejar darah saat malam pertama, berapa liter darah yang kalian butuhkan sih sebenarnya, berapa liter?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun