Mohon tunggu...
Efriyani Sumastuti
Efriyani Sumastuti Mohon Tunggu... Dosen - dosen FEB Universitas PGRI Semarang

Lahir di Yogyakarta dan saat ini menetap di Semarang

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Technopreneur di Era New Normal

7 Agustus 2020   20:24 Diperbarui: 7 Agustus 2020   20:33 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Technopreneur menjamin bahwa teknologi berfungsi sesuai kebutuhan target pelanggan dan teknologi tersebut dapat dijual dengan mendapatkan keuntungan (profit). Entrepreneur berhubungan dengan bagian yang kedua, yakni menjual untuk mendapatkan profit. Secara umum, ada dua jenis bisnis yang dapat membentuk  technopreneur, yaitu:

1. bisnis lifestyle  

Bisnis lifestyle adalah suatu usaha yang umumnya tidak tumbuh dengan cepat. Bisnis seperti ini biasanya tidak menarik bagi investor profesional seperti angel investor atau pemodal ventura (venture capitalist). Bisnis tersebut tidak mempunyai potensi yang cukup untuk menghasilkan kekayaan yang signifikan. Seseorang mungkin ingin menjadi bos sendiri, mengatur jadwal sendiri, dan ingin memiliki kendali yang lebih besar.

2. bisnis pertumbuhan tinggi (high growth businesses).

Bisnis ini memiliki potensi untuk menghasilkan kekayaan yang besar dengan cepat. Jenis bisnis ini umumnya berisiko tinggi namun juga memberikan imbalan yang tinggi, sehingga menarik bagi pemodal ventura (venture capitalists). Contoh-contoh perusahaan dengan bisnis petumbuhan tinggi adalah: Dell, Genzyme, EMC, Amgen, dan Biogen-Idec.

  “Teknologi diciptakan untuk memudahkan penggunanya”. Jadi, bila ada seseorang yang mengatakan bahwa ‘saya gaptek’, sebenarnya salah sasaran. Kenapa begitu? Karena hampir semua teknologi selalu mudah untuk digunakan. Hanya saja, memang tetap harus dipelajari cara pemakaiannya. Seperti juga sewaktu kita memegang handphone baru, pasti kita harus menggunakan panduan untuk menggunakannya atau mungkin mencoba-coba sendiri memakainya..

Kreatif adalah menciptakan ide atau gagasan baru yang mampu menghasilkan produk baru yang belum ada sebelumnya dan bisa digunakan oleh masyarakat. Ciri-ciri orang yang kreatif antara lain memiliki banyak ide dan kemauan, memiliki jiwa yang suka dengan tantangan, selalu mencoba sesuatu yang baru, serta memiliki jiwa yang profesional. Sedangkan yang dimaksud dengan inovasi adalah pembaruan yang bertujuan memberikan nilai lebih pada suatu produk dengan ide baru yang berbeda dengan produk lainnya.

Orang yang inovatif memiliki ciri-ciri seperti giat belajar dan bekerja, selalu berorientasi ke depan, kaya ide-ide yang cemerlang, berpikir rasional dan berprasangka baik, menghargai dan menggunakan waktu sebaik-baiknya, serta suka melakukan eksperimen dan penelitian.

Walaupun kedua kata ini memiliki arti yang berbeda, namun kedua hal tersebut sangat berhubungan erat. Dengan bersikap kreatif dan inovatif, kita akan menjadi “beda” dengan yang lain, menjadi unik dan akan berpotensi menjadi yang terdepan dalam persaingan yang semakin ketat. Sikap kreatif dan inovatif pada dasarnya dimiliki oleh setiap orang, namun tidak semua orang mampu mengembangkannya. Untuk bisa mengembangkan sikap kreatif dan inovatif, diperlukan suatu kesungguhan dan ketekunan. Kreatif dan inovatif menjadi salah satu kunci sukses untuk memenangkan persaingan. Pengembangan sikap kreatif dan inovatif juga akan lebih baik apabila dikembangkan secara bersama-sama, karena keduanya memiliki suatu sinergitas yang kokoh. Dengan menjadi pribadi yang kreatif dan inovatif, maka juga akan mendorong pada peningkatan produktivitas. Jadi secara tidak langsung, kreativitas dan innovasi akan menghasilkan daya saing yang relatif tinggi.

Di era new normal, kita mulai melakukan kegiatan seperti biasa tetapi tetap menerapkan protokol kesehatan. Penerapan protokol kesehatan membuat kegiatan yang dilakukan menjadi terbatas. Keterbatasan kegiatan ini tetap bisa berjalan secara maksimal apabila kita menerapkan teknologi digital.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun