Michael Efendi Wijaya
Ruteng | Kompasiana.com
Peristiwa G30S/PKI siapa yang tidak kenal, terkhusus generasi tua yang pernah ambil bagian dalam kehidupan zaman itu. Tak hanya itu, generasi muda juga tak mau kalah untuk menelusuri kembali (Menolak Lupa) kejadian kala itu.
Sebagai partai tertua dan terbesar kala itu, mereka mengakomodir semua kalangan intelektual, buruh hingga petani.
Peristiwa G30S/PKI yang di motori oleh Dipa Nusantara Aidit semakin nyata walaupun di peroleh melalui sistem parlementer. Tujuan Aksi yang dilakukan untuk menghilangkan gagasan ideologi bangsa dan negara indonesia kala itu betul-betul menyeramkan.
Target utama gerakan pemberontakan yang dilakukan PKI kala itu adalah Perwira TNI Angkatan Darat. Tiga dari 7 perwira TNI AD berhasil dibunuh oleh PKI di markas besar partai komunis itu dan yang sisanya berhasil di culik dan dibawa ke lubang buaya. Tujuh perwira Angkatan Darat, yaitu Letjen Ahmad Yani, Mayjen Suprapto, Letjen Haryono, Mayjen Panjaitan, Mayjen Siswondo Parman, Letnan Sutoyo Siswomihardjo dan Letnan satu korps Zeni tewas dalam akirnya tewas dalam kejadian tersebut. Aksi tersebetut berhasil di pulihkan atau di netralkan, walaupun 7 perwira tersebut mati di bunuh oleh anggota komunis kala itu. Sebagai bentuk penghormatan atas jasa dari ke-7 pahlawan revolusi tersebut, pemerintah indonesia menetap 1 Oktober merupakan hari untuk mengenang kembali jasa dari para pahlawan revolusi tersebut dalam membela ideologi bangsa dan negara indonesia.
Sejarah peristiwa G30S/PKI juga sempat di kaburkan di zaman orde baru, lantaran orde lama masa kepemimpinan Soekarno kala itu cukup rumit, karena banyaknya kepentingan yang bermain situasi perpolitikan di tanah air.
Tak hanya itu, pro dan kontra akibat menayang kembali film "Penyiksaan G30S/PKI di zaman orde baru tentu menimbulkan banyak pertanyaan, terkhusus kaum muda kala itu. Ada yang mengatakan, film itu baik agar bisa melihat kembali sejarah kala itu. Tetap ada yang mengatakan, film ini harus dihilangkan atau tidak boleh ditayangkan, sebab adegan yang ada dalam film ini bisa meniru kembali oleh mereka-mereka yang membenci akan ideologi bangsa.Â
Salam indonesiaku.
Salam kesaktian PANCASILA, 1 Oktober 2021. Merdekaaaaa....
Penulis & Editor: Efren Wijaya