Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Konflik Internal Prancis, Mbappe Harus Berdamai dengan Diri Sendiri

12 Juni 2021   19:09 Diperbarui: 12 Juni 2021   19:30 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kylian Mbappe saat melawan Wales, 3 Juni 2021. (Foto: Twitter/equipedefrance)

Prancis menjadi tim unggulan dalam gelaran Piala Eropa 2020. Peluang mengangkat trofi terbuka lebar.

Melihat komposisi pemain, tidak ada yang meragukan kualitas negeri berbentuk heksagonal ini. Barisan depan memuat deretan pemain bintang seperti Mbappe, Benzema dan Griezmann. 

Barisan tengah diperkuat Paul Pogba, Adrien Rabiot dan Kante yang baru menjuarai Liga Champions bersama Chelsea. Demikian barisan bangku cadangan menghimpun pemain berkaliber dunia seperti Giroud dan Ben Yedder. 

Hasil meyakinkan ditunjukkan Prancis dalam dua pertandingan persahabatan terakhir. Kemenangan 3-0 masing-masing atas Wales dan Bulgaria membuktikan bahwa anak asuhan Didier Deschamps akan mampu melewati tekanan di Piala Eropa 2020, mengingat status mereka sebagai kampiun Piala Dunia 2018 bisa memberikan anomali dalam turnamen berikutnya.

Kembalinya Benzema memberi modal tambahan untuk meningkatkan kepercayaan diri tim. Duet Benzema dan Mbappe momok kepada lawan manapun.

Pemain berkualitas belum tentu menjamin

Memiliki komposisi pemain brilian di satu memberikan keuntungan, namun dapat memberikan persoalan besar. 

Ego masing-masing pemain bila tidak terkontrol akan menjadi batu sandungan kepada tim. Sebagian besar pemain Prancis saat ini adalah pemain andalan di klub-klub besar dengan filosofi berbeda.

Kekhawatiran ini terbukti. Usai menaklukan Bulgaria 3-0, suasana ruang ganti memanas. Olivier Giroud melontarkan pernyataan kepada pers yang membuat kuping Mbappe 'panas'.

"... Terkadang saya meminta bola namun tidak pernah sampai ke saya..." kata Giroud usai laga, mengutip bola.net. 

Giroud yang saat itu masuk separuh pertandingan menggantikan Benzema karena cedera berhasil menyumbangkan dua gol kemenangan. Sementara Mbappe yang turun sejak awal pertandingan tidak menyarangkan satu gol pun.

Kondisi itu mungkin membuat Mbappe kecewa berat. Meski Giroud telah menyampaikan maaf kepada Mbappe, persoalan belum selesai. Mbappe menurut laporan L'Equipe belum puas dan berencana membela diri dengan menggelar konferensi pers. Namun demikian, Deschamps menahan Mbappe.

Mbappe harus berdamai dengan diri sendiri

Tugas berat Prancis akhirnya datang mendekati turnamen. Deschamps hanya memiliki waktu singkat untuk membangun kesolidan Prancis sebagai tim. Di Piala Eropa 2020, Prancis bergabung dalam grup neraka bersama Jerman, Hungaria dan Portugal. 

Konflik internal dapat mengacaukan semua. Ini sedikit memalukan karena memperlihatkan para pemain tidak sepenuhnya merasa berjuang dalam satu kesatuan sebagai warga Prancis.

Tantangan menjadi nyata ketika Benzema kemungkinan besar absen untuk pemulihan cedera. Praktis, lini depan Prancis bakal menempatkan Mbappe dan Giroud. 

Apa yang bisa menyelamatkan Prancis, ialah Mbappe sendiri, berharap ia mau menurunkan tensinya dan menerima dirinya sebagai pemain dalam tim. Artinya, ia perlu melakukan lebih banyak operan. 

Ketika FFF menampilkan video latihan pemain yang disebar di Twitter, warganet yang menyaksikan tayangan mendengar samar-samar bahwa Mbappe mengatakan, "Y'en a marre des Inzaghi" atau "lelah dengan Inzaghi." Pernyataan itu belum terkonfirmasi dan spekulatif, tetapi konteksnya bisa menggambarkan keruwetan internal Prancis. 

Nama Inzaghi merujuk pada mantan punggawa AC Milan dan Italia, Filippo Inzaghi, yang berposisi sama dengan Giroud sebagai penyerang utama, tetapi di lapangan hanya datang untuk mencetak gol tanpa perlu bersusah payah (Di Medan, kami sering menyebut pemain seperti ini sebagai te' bola karena cukup berlari satu-dua langkah, menerima operan atau rebound lalu menendang bola ke gawang).

Mbappe pula yang akan menentukan perjalanan karirnya di timnas. Ia memang memiliki daya tawar kuat untuk menekan klubnya. Piala Eropa merupakan panggung untuk menunjukkan dirinya kepada dunia. 

Akan tetapi sebagai pemain Prancis, ia perlu berpikir ulang. Ia bukan Cristiano Ronaldo atau Lionel Messi. FFF, asosiasi sepakbola Prancis memiliki power untuk menolak dirinya sebagaimana pernah dilakukan kepada Benzema.

Efrem Siregar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun