Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Aplikasi Parler yang Kontroversi Akhirnya Muncul Kembali di App Store

18 Mei 2021   20:36 Diperbarui: 18 Mei 2021   20:36 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media sosial Parler. (Foto: 9to5Mac.com)

Aplikasi Parler kembali tersedia di App Store Apple setelah sempat dihapus pasca kerusuhan di Capitol Hill, 6 Januari 2021 lalu.

Beberapa kebijakan Parler kali ini mengalami perubahan dari sebelumnya. Washington Post melaporkan, Parler menjadi versi yang tidak terlalu ofensif untuk pengguna Apple.

Medsos alternatif yang memberikan kebebasan berekspresi sebebas-bebasnya

Parler adalah aplikasi media sosial seperti halnya Twitter dan Facebook. Pengguna dapat menuliskan apapun yang ingin mereka sampaikan. 

Warga Amerika Serikat adalah pengguna terbanyak aplikasi yang berdiri pada 2018 silam ini. Direksi Parler mengatakan aplikasi ini menjamin kebebasan berekspresi sebab dijamin konstitusi.

"Di Parler kami merangkul seluruh Amandemen Pertama yang berarti kebebasan berekspresi dan hati nurani dilindungi," kata Kepala Kebijakan Parler, Amy Peikoff.

Sebagai gambaran sederhana, pengoperasian Parler hampir menyerupai media sosial yang umum dikenal. Pengguna bebas menuliskan pendapat, mengomentari postingan pengguna lain, mengetuk tanda upvote dan mengunggah gambar.

Parler dalam bahasa Prancis diartikan sebagai berbicara, yang secara kelembagaan menjadi parlemen kepada dewan-dewan di badan legislatif. Karena itu, anggota parlemen harus berbicara.

Parler sempat ditangguhkan setelah kerusuhan Capitol Hill

Meski menjamin kebebasan berekspresi, aplikasi Parler menimbulkan kritik dari sebagian kalangan.

Kebebasan berpendapat membuat kelompok konservatif dan sayap kanan yang notabene pendukung mantan Presiden Donald Trump leluasa menyampaikan protes mereka selama Pilpres AS di aplikasi ini.

Pendapat kaum konservatif ini cenderung dikategorikan sebagai disinformasi dan mengandung ujaran kebencian yang dapat menimbulkan gesekan di tengah masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun