Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pemenang Sesungguhnya European Super League: Nasser Al-Khelaifi, Bos PSG

21 April 2021   10:00 Diperbarui: 21 April 2021   10:00 1562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden PSG Nasser Al Khelaifi. (Foto: beinsports.com)

Prahara European Super League ternyata melahirkan seorang pemenang baru. Diam-diam menghanyutkan. Ia adalah Nasser Al-Khelaifi, Presiden dan CEO Paris Saint-Germain (PSG).

Nasser baru saja terpilih kembali sebagai komite eksekutif UEFA untuk jabatan tiga tahun dalam kongres di Swiss kemarin. Bahkan, ia sempat diajukan untuk maju sebaga ketua Asosiasi Klub Eropa (ECA) menggantikan Andrea Agnelli, namun, ditolaknya.

Nasser memperolehnya tanpa perlu berkampanye besar-besaran. Ini semua diterimanya berkat kerja keras para bos klub pendiri Super League.

Ambisius Florentino Perez, Presiden Real Madrid dan kawan-kawan klub pendiri untuk menyelenggarakan kompetisi baru Super League secara tak langsung memantik kegeraman pendukung bola terhadap mereka. Pendukung sepak bola kehilangan rasa hormat.

Imbasnya, bos pendiri klub ini harus memikirkan bagaimana memperbaiki kerusakan yang sudah terjadi. Manchester City dan Chelsea dikabarkan sedang menyiapkan langkah pengunduran diri dari keikutsertaan Super League.

Super League yang awalnya terlihat menjanjikan, kini nyaris tenggelam. Pendiri klub terancam menerima sanksi berat dari UEFA. 

Tambahan lainnya adalah sanksi sosial dari penggemar sepak bola. Ibarat kata, sudah jatuh tertimpa tangga.

Bos Juventus Andrea Agnelli mengundurkan diri sebagai kepala ECA. Di Manchester United, Ed Woodward mengundurkan diri sebagai wakil eksekutif Manchester United menyusul kontroversi mereka bergabung ke Super League.

Selanjutnya, Florentino Perez yang tampil percaya diri selama beberapa hari terakhir untuk menyampaikan harapan tentang Super League sekarang harus menghadapi kenyataan bahwa gagasan Super League ternyata tak laku dijual.

Boleh dikatakan, UEFA sekarang nyaris bersih dari pengaruh klub-klub besar akibat kontroversi Super League. Nasser Al Khelaifi beruntung telah mendapatkan momentum emas. Jabatan gratis untuk dirinya.

Ia seperti menggambarkan performa PSG di Liga Champions musim ini. Dianggap remeh, tetapi menghanyutkan.

Keputusan PSG menolak Super League tentu berpengaruh terhadap citra diri Nasser Al-Khelaifi, berlanjut dengan kesan baik. 

Ia tipikal orang yang irit bicara. Pemilik media tetapi jarang disorot dan bicara lewat media. Jadi, ia tampak seperti orang yang tak punya kepentingan apapun dalam urusan ini.

"Paris Saint-Germain memegang teguh keyakinan bahwa sepak bola adalah permainan untuk semua orang."

"Saya tetap konsisten untuk poin itu sejak awal. Sebagai klub sepak bola, kita adalah keluarga dan komunitas, di mana hati kita adalah pendukung kita. Kita harus menghargainya," kata Nasser dalam pernyataan dikutip dari laman resmi PSG usai terpilih sebagai komite eksekutif UEFA.

Apakah kabar bagus Nasser bakal menular kepada PSG supaya bisa menerima gelar juara Liga Champions secara cuma-cuma mengingat semifinalis lainnya adalah pembelot?

Menarik untuk disimak, tetapi PSG sebaiknya bertanding melawan Manchester City untuk menjaga nilai-nilai sportivitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun