Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Rekor Baru, Kenapa Munchen Bisa Kalah Memalukan dari PSG?

10 April 2021   08:17 Diperbarui: 10 April 2021   08:41 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Laga leg 1 perempatfinal Munchen vs Paris Saint Germain, 8 April 2021. (Foto: Twitter/PSG_inside)

Munchen menyajikan permainan taktikal dengan tak henti-hentinya melancarkan serangan sejak babak pertama dimulai. 

Munchen secara total membukukan 31 tendangan ke gawang Paris, percobaan luar biasa untuk level kompetisi klub elit sekelas Eropa. ESPN melaporkan expected goals Munchen adalah 4,16.


Serangan Munchen Tak Mempan tanpa Lewandowski

Dengan dominasi hebat tersebut, Munchen nyatanya hanya mampu mencetak dua gol. Selebihnya, mereka mendapatkan frustasi dan stamina yang terkuras habis.

Sepanjang pertandingan, Munchen juga menampilkan permainan monoton. Pola serangan terlalu banyak mengandalkan peluang lewat umpan-umpan silang. Dua gol Munchen yang dilesatkan Choupo Moting dan Muller juga tercipta melalui sundulan memanfaatkan umpan-umpan lambung.

Setidaknya, empat pemain Munchen berada di dalam kotak penalti untuk menyambut umpan, berharap bola meluncur masuk ke dalam gawang, menimbulkan rebound atau menciptakan kemelut di mulut gawang.

Menurut analis taktik Mario Husillos, permainan umpan silang sebenarnya lebih efektif bila Lewandowski mengisi lini depan. Namun demikian, Munchen tetap mempertahankan dan berkali-kali mengulangi pola serangan yang sama tanpa banyak memperlihatkan kreativitas pemain di lapangan.

Karena itu, sangat jelas bagi Paris untuk membaca pergerakan pemain Munchen. Dua bek sayap Paris, Dagba dan Diallo, mengawal pergerakan Coman dan Sane dan memaksa keduanya berputar menjauh. Dengan begitu, pemain Paris memiliki cukup waktu untuk merapatkan pertahanan mereka untuk mengantisipasi umpan lambung di kotak penalti.

Kekeliruan Flick memberikan ruang kepada Neymar dan Mbappe

Kegagalan Munchen untuk mengkonversi lebih banyak peluang adalah satu masalah. Di sisi lain, Flick juga terlihat menyepelekan sang lawan. Munchen memainkan formasi 4-2-3-1. 

Saat pertandingan, Munchen praktis menyisakan dua pemain di daerah pertahanan sehingga menciptakan ruang besar terhadap Paris melakukan serangan melalui Mbappe dan Neymar.

Pembacaan Flick kurang hati-hati terhadap Paris. Alhasil, ia menempatkan Munchen dalam permainan paling beresiko. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun