Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Suara SBY dan Pengamat Bikin Posisi Moeldoko Dilema usai KLB Demokrat

6 Maret 2021   16:16 Diperbarui: 6 Maret 2021   17:36 1449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. (Foto: Hendrik Yanto Halawa/Kompas.com)

Euforia Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat yang berlangsung di Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara tampaknya meredup. Dinamika di tubuh partai itu menentukan warna demokrasi Indonesia.

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan KLB tersebut ilegal dan inkonstitusional. Semula pernyataan AHY terkesan biasa mengingat kencangnya suara konflik internal di partai tersebut sebelumnya sudah mengerucut pada upaya menggantikan posisinya di pucuk kepempimpinan.

Setelah KLB dilaksanakan, Moeldoko terpilih sebagai Ketua Umum Demokrat versi KLB, sekarang keadaan mulai berbalik arah.

Riak-riak di media sosial dan pemberitaan yang merayakan KLB tidak mempan lagi sebab ujung dari KLB ini pada akhirnya penegakan peraturan perundang-undangan. 

Tiap pihak yang bertikai berlomba untuk pengakuan sekaligus mencari keadilan. Ruang mufakat atau kompromi agaknya sukar terbuka untuk kubu AHY dan Moeldoko karena kekeuh dengan pendirian masing-masing.

Masyarakat, pengamat dan politisi di luar partai Demokrat juga sudah meletakkan perhatian pada aspek legalitas pelaksanaan KLB.

Jhoni Allen Marbun, pimpinan sidang KLB, mengatakan segera mendaftarkan hasil KLB ke Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), laporan CNN Indonesia.

Sebelumnya, dalam sejumlah kesempatan wawancara di media, Jhoni selalu menyampaikan Partai Demokrat harus terbuka dan modern. Ihwal yang membuat dia merasa berseberangan dengan kepemimpinan partai yang menempatkan AHY, putra Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sebagai Ketua Umum Demokrat.

Tetapi, Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, Andi Mallarangeng menganggap KLB yang diklaim dihadiri 1200 peserta itu adalah abal-abal lantaran tidak dihadiri pemilik suara sah untuk pemilihan ketua umum sebagaimana termuat dalam AD/ART partai. Andi meyakini KLB tidak dihadiri satu ketua DPD Partai Demokrat.

"Sebut satu saja ketua DPD yang hadir (di KLB Sibolangit). Biar publik melihat, agar yang hadir ini benar-benar yang pemilik suara," kata Andi Mallarangeng di 'Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne', Sabtu, 6 Maret 2021, mengutip Viva.co.id.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun