Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tu Quoque Fallacy, Ungkit Masa Lalu Orang, Kebenaran pun Hilang

23 Februari 2021   16:08 Diperbarui: 23 Februari 2021   16:35 1245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi debat. (Foto oleh Keira Burton dari Pexels)

Do as I say, not as I do. Because the sh** so deep, you can't run away... Ini adalah kalimat pembuka lagu Walking Contradiction yang dipopulerkan Green Day. 

Do as I say, not as I do, berarti, lakukan seperti apa yang aku katakan, bukan apa yang aku lakukan. 

Ungkapan ini populer di Amerika, juga di Indonesia dengan nada "ambil baiknya, buang buruknya". Kalimat yang selalu menggentayangi kepala saya tiap berdiskusi.

Contoh dari penerapan ini, seorang Ayah meminta putranya yang SMA untuk berhenti merokok karena tidak patut dilakukan. Namun, putranya membalas, "Nenek dulu bilang Ayah sering merokok sewaktu SMA dan sampai sekarang Ayah merokok, jadi Ayah jangan menasihati saya."

Mendengar balasan itu, si Ayah membalas, "Laksanakan apa yang aku katakan, bukan perbuatanku."

Balasan si Ayah terdengan menjengkelkan. Dia menasihati apa yang tidak bisa dia patuhi sendiri. Tidak konsisten. Mungkin bahasa kasarnya, munafik atau hipokrit.

Contoh seperti itu sering kita alami, terutama ketika, misalnya, seorang kakak menyampaikan. "Kamu kuliah bagusnya pilih jurusan akuntansi saja karena peluang kerjanya cukup bagus ke depan".

Sialnya, si kakak yang tamatan akuntansi itu sampai sekarang malah menganggur. "Alah, ngaca dulu. Sok nasihati, diri sendiri belum bisa diurus buat kerja," balas si adik.

Argumen balasan semacam ini termasuk tu quoque fallacy atau kekeliruan tu quoque. 

Ini termasuk variasi dari ad hominem yang sering digunakan semasa perang dingin. Uni Soviet yang dituding melakukan pelanggaran HAM oleh AS melakukan serangan balik dengan berkata bahwa AS dahulunya menggantung mati para kulit hitam. Siapa pelanggar HAM sebenarnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun