Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cerita Mendebarkan Ketika Pertama kali Berangkat Merantau ke Malang sebagai Mahasiswa

17 Januari 2021   09:06 Diperbarui: 17 Januari 2021   09:14 987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tugu Malang. (Foto: Net/SURYAMALANG.COM)

DARI 10 juta siswa SMA se-Indonesia, tentu sebagian akan merantau untuk melanjutkan pendidikan atau mencari nafkah ke luar kota. 

Dari jumlah itu, beberapa di antaranya pasti memilih Universitas Brawijaya, seperti yang saya alami 9 tahun silam. Meski sekarang musim dihantam pandemi Covid-19, anggaplah cerita ini hanya pegangan kecil di waktu mendatang kepada adinda tercinta. Ceilah!

***

Juni 2012, saya diharapkan datang ke Universitas Brawijaya untuk menyelesaikan pendaftaran ulang mahasiswa baru. Pemberitahuan itu disampaikan melalui laman web resmi kampus.

Kegembiraan diterima sebagai pelajar bercampur dengan keharuan karena terpaksa harus berpisah dari tanah kelahiran.

Dan yang paling menyedihkan adalah saya tidak pernah pergi ke luar kota dari Sumatera Utara. Perjalanan paling jauh hanya ke Pahae, daerah Tapanuli Utara.

Tidak ada saudara yang tinggal di Malang. Otak saya benar-benar kosong mengetahui di mana dan bagaimana bentuk Malang.

Saya hanya mengetahui Malang terletak di Jawa Timur--melalui pencarian di Google Maps.

Persiapan sudah dilakukan sebulan sebelum berangkat. Perkara utama yang wajib dituntaskan saat itu, tiket pesawat dan rumah kost di Malang.

Tantangannya, saudara-saudara saya tidak pernah belajar di Malang, kecuali berlibur, itu pun pada 1980an. Lawas sekali. 

Begitu pun teman sekolah. Tidak satu pun yang memilih Universitas Brawijaya setamat SMA. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun