Ekonom INDEF Bhima Yudhistira menyebutnya sebagai bubble economy, harga suatu barang jauh dari nilai intrinsiknya, laporan CNBC Indonesia. Ini dapat dirujuk pada kejadian harga bunga Tulip pada 1637 dihargai 3.000 sampai 4.200 gulden di Eropa yang kelewat tinggi.
Anggi mengatakan, dia dapat menemukan kesenangan ketika bunga anggrek vanda mulai kuncup.Â
Hal lain yang membuatnya kagum adalah akar tanaman ini menjulur panjang layaknya akar pohon beringingi. Sebagai kolektor, orang-orang akan terus mencari spesies vanda lainnya.
Anggrek vanda dapat dirawat selama musim penghujan. Menurutnya, anggrek menyukai air hujan, namun karena musim penghujan, cahaya matahari yang jatuh menjadi sedikit mengenainya.
"Sekarang musim hujan, tapi tidak setiap hari turun hujan, pasti ada panas teriknya. Misalnya, dua hari hujan, mendung ngga ada matahari. Hari ketiga tidak hujan dan muncul matahari, di hari itu ngga perlu disiram," kata Anggi.
Selain itu, dia menyarankan supaya tanaman perlu diperhatikan dari gangguan hama seperti lalat, capung, semut atau bekicot agar bunga dapat mekar indah.